Minggu, 28 Agustus 2016

Pembelajaran PKN Untuk Pengembangan Warga Negara Yang Demokratis

 Pembelajaran PKN Untuk Pengembangan Warga Negara Yang Demokratis


JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini


Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan  pendidikan  kewarganegaraan  adalah  partisipasi  yang  penuh nalar  dan  tanggung  jawab  dalam  kehidupan  politik  dari warga  negara  yang  taat  kepada  nilai-nilai  dan prinsip-prinsip  dasar  demokrasi  konsitusional Indonesia. Partispasi  warga  negara  yang efektif  dan  penuh  tanggung jawab  memerlukan  penguasaan  seperangkat  ilmu  pengetahuan  dan  keterampilan  intelektual  serta  keterampilan  untuk  berperan serta. Partisipasi  yang  efektif  dan  bertanggung hawab  itu  pun  ditingkatkan  lebih  lanjut  melalui  pengembangan  disposisi  atau  watak-watak  tertentu  yang  meningkatkan  kemampuan  individu  berperan  serta  dalam  proses  politik  dan  mendukung  berfungsinya  sistem  politik  yang  sehat  serta  perbaikan  masyarakat.
Menimbang  dasar  pikiran  dan  tujuan  PKN  diatas, selayaknya  pembelajaran  PKn dapat  membekali  siswa  dengan  pengetahuan  dan  keterampilan  intelektual yang memadai  serta  pengalaman  praktis  agar  memiliki kompetensi  dan efektivitas  dalam  berpatisipasi. Oleh karena itu, ada  dua  hal  yang  perlu  mendapat  perhatian  kita  sebagai  guru yakni  bekal  pengetahuan  materi  pembelajaran  dan  metode  atau  pendekatan  pembelajaran. Hal  terakhir  ini  merupakan  titik  yang  masih  lemah  untuk  mengantarkan  para  peserta  didik  menjadi  warga  yang  demokratis.
Pembelajaran  partisipatif  yang  berbasis  portofolio (Portofolio-based-learning)  merupakan  alternatif  utama  guna  mencapai  tujuan  PKn  tersebut.
Pendidikan  persekolahan  seyogyanya  dikembangkan sebagai  wahana sosial  kultural  untuk  membangun kehidupan  yang  demokratis. Hal ini  dapat  diartikan  bahwa sekolah  harus  menjadi  wahana  pendidikan  untuk  mempersiapkan  kewarganegaraan  yang  demokratis  melalui  pengembangan kecerdasan  spiritual, rasional, emosional  dan sosial  warga  negara  baik  secara  aktor  sosial  maupun  sebagai  pemimpin/kholifah pada  hari  ini  dan  hari  esok.
Karakter  utama  warga  negara  yang  cerdas dan  baik  adalah  dimilikinya  komitmen  untuk  secara  ajek  mau  dan  mampu  memelihara  dan  mengembangkan  cita-cita  dan  nilai  demokrasi  sesuai  perkembangan  jaman  dan  secara efektif  dan  langgeng  menangani  dan  mengelola  krisis  yang  selalu  muncul  untuk  kemaslahatan  masyarakat  Indonesia  sebagai  bagian integral  dari  masyarakat  global  yang  damai  dan sejahtera.
Dari  konsep  dasar tersebut  dapat  dikemukakan  bahwa  paradigma  pendidikan demokrasi  yang perlu  dikembangkan  dalam  lingkungan  sekolah  adalah  pendidikan  demokrasi  yang  bersifat  multidimensional  atau  bersisi jamak. Sifat  multidimensionalitasnya  itu  antara  lain  tertelak  pada  pandangannya  yang  pluralistik-uniter  dalam  makna  Bhineka  Tunggal  Ika, sikapnya  dalam  menempatkan  individu, negara  dan  masyarakat  gobal  secara  harmonis, tujuannya  yang  diarahkan  pada  semua  dimensi  kecerdasan (spiritual, rasional, emosional  dan sosial); dan latarnya (setting)  yang menghasilkan  pengalaman  belajarnya  yang  terbuka, fleksibel, dan bervariasi  merujuk  kepada  dimensi  tujuannya.
Bila  ditampilkan  dalam  wujud  program  pendidikan, paradigma  baru ini menuntut  hal-hal  sebagai  berikut. Pertama, memberikan  perhatian  yang  cermat  dan  usaha  yang  sungguh-sungguh  pada  pengembangan  pengertian  tentang  hakikat  dan karakteristik  aneka  ragam  demokrasi, bukan  hanya  yang  berkembang di Indonesia. Kedua  mengembangkan  kurikulum  dan  pembelajaran  yang  dirancang  untuk memfasilitasi  siswa  agar  mampu  mengksplorasi  bagaimana  cita-cita  demokrasi  telah  diterjemahkan  ke  dalam  kelembagaan dan praktek  di berbagai belahan bumi  dan  dalam  berbagai  kurun  waktu. Ketiga  tersedianya  sumber  belajar  yang  memungkinkan  siswa  mampu  mengeksplorasi  sejarah  demokrasi  di negaranya  untuk  dapat  menjawab  persoalan  apakah  kekuatan  dan kelemahan  demokrasi  yang  diterapkan  di negaranya  itu secara jernih. Keempat, tersedianya  sumber  belajar  yang  dapat  memfasilitasi  siswa untuk  memahami  penerapan  demokrasi  di negara  lain  sehingga  mereka  memiliki  wawasan  yang  luas  tentang ragam  ide  dan  sistem  demokrasi  dalam  berbagai  konteks. Situasi  sekolah  dan  kelas  dikembangkan  demikian  rupa  sebagai  ” democratic laboratory ataulaboratorium  demokrasi”  dengan  lingkungan  sekolah  yang  diperlukan  sebagai lingkungan  kehidupan  yang  demokratis  yang  bersifat  mikro  dan  memperlakukan  masyarakat luas  sebagai  kelas  global  yang terbuka. Dengan  cara itu  akan  memungkinkan  siswa  dapat  belajar  demokrasi  dalam  situasi  yang  demokratis  dan  untuk  tujuan  melatih  diri  sebagai  warga  negara  yang  demokratis  dan  membangun  kehidupan  yang  lebih  demokratis. Itulah  makna  belajar  tentang  demokrasi  dalam  situasi  yang  demokratis  dan  untuk  membangun  kehidupan  demokratis.
Model  pembelajaran  yang  berbasis  portofolio  perlu  disesuaikan  dengan kondisi  lingkungan  dan kebutuhan  siswa  bahkan  tingkat  perkembangannya. Guru  dapat  memodifikasi  model  ini  dengan  tidak  mengubah  prinsip-prinsip  pokok.
          Portofolio  adalah  suatu  kumpulan  pekerjaan  siswa  dengan  maksud  tertentu  dan terpadu yang  diseleksi  menurut  panduan-panduan  yang  ditentukan. Panduan-panduan  ini  beragam  tergantung  pada  mata  pelajaran  dan tujuan  penilaian  portofolio. Portofolio  dalam  pembelajaran  PKn  menggambarkan  rencana  kelas  siswa berkenaan  dengan  suatu  isu  kebijakan  publik  yang  telah  diputuskan  unuk  dikaji  mereka, baik  dalam  kelompok  kecil  maupun  kelas secara  keseluruhan. Portofolio  kelas  berisi  bahan-bahan  seperti  pertanyaan-pertanyaan  tertulis, peta, grafik, fotografi  dan  karya  seni asli. Bahan-bahan  ini  menggambarkan :
  1. Hal-hal yang telah  dipelajari  siswa  berkenaan  suatu  masalah  yang  telah  mereka  pilih;
  2. Hal-hal yang  telah  dipelajari  siswa  berkenaan  dengan  alternatif-alternatif  pemecahan  masalah  tersebut;
  3. Kebijakan publik  yang  telah  dipilih  atau  dibuat  oleh  siswa  untuk  mengatasi  masalah  tersebut;
  4. Rencana tindakan  yang  telah  dibuat  siswa  untuk  digunakan  dalam  mengusahakan  agar  pemerintah  menerima  kebijakan  yang  mereka
Dalam  menilai  portofolio, ”karya  terpilih” merupakan istilah yang  sangat  penting. Yang  harus  menjadi  akumulasi  dari  segala  sesuatu  yang  dapat  ditemukan  para  siswa  pada  topik  mereka  bukanlah  seksi  pneyangan  dan  bukan  pula  seksi  pendokumentasian. Melainkan, portofolio harus  memuat  bahan-bahan yang  menggambarkan usaha  terbaik siswa dalam  mengerjakan tugas-tugas  yang  diberikan  kepadanya, serta  mencakup  pertimbangan  terbaiknya  tentang bahan-bahan  mana  yang  paling penting.
Pembelajaran  PKn  yang  berbasis portofolio  memperkenalkan  kepada  para  siswa  dan  mendidik  mereka  untuk  menerapkan  secara konstektual  metode  dan langkah-langkah  yang  digunakan  dalam  proses politik, khususnya  dalam  pembuatan  dan  pelaksanaan  kebijakan  publik. Pembelajaran  ini  bertujuan  untuk  mengembangkan  komitmen  aktif  para  siswa  terhadap  kewarganegaraanya dan  pemerintahannya  dengan  cara :
  1. Membekali  pengetahuan  dan  keterampilan  yang  diperukan  untuk  berpartsipasi  secara  efektif;
  2. Membekali pengalaman  praktis  yang  dirancang  untuk  mengembangkan  kompetensi  dan  efektivitas  partisipasi;
  3. Mengembangkan pemahaman  akan  pentingnya  partisipasi  warga Negara.
Pembelajaran  ini akan  memperluas  wawasan  dan  pengetahuan, meningkatkan  keterampilan  dan  memperdalam  siswa  tentang  bagaimana  bangsa  Indonesia  yakni kita semua, dapat  bekerja sama  mewujudkan  masyarakat  yang lebih  baik. Pembelajaran  ini  bertujuan  untuk  membantu  siswa  belajar  bagaimana  cara mengungkapkan  pendapat, bagaimana cara menentukan tingkat  pemerintahan  dan lembaga pemerintah manakah yang paling tepat dan layak untuk mengatasi masalah yang diidentifikai oleh mereka dan bagaimana cara mempengaruhi penetapan-penetapan kebijakan untuk tingkat pemerintahan tersebut. Pembelajaran ini mengajak para siswa untuk bekerja sama dengan teman-temannya di kelas dan, dengan bantuan guru, agar tercapai tugas-tugas pembelajaran berikut.
  1. Mengidentifikasi masalah kontektual yang akan dikaji.
  2. Mengumpulkan dan mengolah data dan informasi dari berbagai sumber berkaitan.
  3. Mengkaji pemecahan masalah secara interdisipliner.
  4. Membuat kebijakan publik untuk lingkungan terbatas.
  5. Membuat rencana tindakan terkait kebijakan publik yang diusulkan.
Dalam pembelajaran PKn yang berbasis portofolio kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio kelas.
Dengan  demikian, portofolio  merupakan  karya  terpilih  kelas/siswa  secara  keseluruhan  yang  bekerja  secara kooperatif  membuat  keijakan  publik  untuk  membahas  pemecahan  terhadap  suatu  masalah  kemasyarakatan.
Kriteria untuk menilai portofolio :
  1. Kelengkapan
Apakah memuat bahan-bahan yang diuraikan ? Apakah para siswa memasukkan bahan-bahan lebih dari yang diperlukan ?
  1. Kejelasan
Apakah portofolio siswa tersusun dengan baik ? Apakah portofolio siswa ditulis dengan jelas, menggunakan tata bahasa dan ejaan yang benar ? Apakah gagasan-gagasan utama dan argumen-argumen di dalamnya mudah dipahami ?
  1. Informasi
Apakah informasinya akurat?  Apakah informasinya memuat fakta-fakta utama dan konsep-konsep penting untuk memahami  topik kajian ?
  1. Dukungan
Apakah siswa memberikan contoh-contoh untuk menjelaskan atau mendukung gagasan-gagasan utama ? Apakah siswa memberikan penjelasan mendalam untuk gagasan-gagasan utama tersebut ?
  1. Grafik
Apakah grafik siswa berkaitan secara khusus dengan isi dari seksi portofolionya? Apakah grafik siswa memberikan informasi ? Apakah masing-masing grafik memiliki judul ?
Apakah grafik siswa membantu  untuk  memahami tayangannya ?
  1. Dokumentasi
Apakah siswa mendokumentasikan gagasan-gagasan utama pada portofoionya ? Apakah siswa menggunakan sumber-sumber yang sahih, terpercaya, dan variatif ?  Jika siswa mengutip atau menyadur sumber informasi, apakah mereka mengharganya pada setiap kutipan ?
Apakah dokumentasi siswa berkaitan dengan tayangan ? Apakah siswa memilih sumber-sumber informasi terbaik dan terpenting ?
  1. Kekonsitensionalan
Apakah siswa memasukkan Format Pendapat Kekonstitusionalan ?
Apakah siswa menjelaskan mengapa kebijakan yang diusulkan oleh mereka tidak melanggar konstitusi ?
Demikianlah model pembelajaran PKn yang berbasis portofolio. Namun untuk penerapan di sekolah dasar, guru perlu melakukan proses penyederhanaan lagi, disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia sekolah dasar. Demikian pua dalam proses identifikasi dan pemilihan masalah. Masalah kelas hendaknya masalah yang dipilih sendiri oleh siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar