PTK PKn PANCASILA SMA KELAS XII
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pe ngertian Hasil Belajar PKn
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan
proses pendidikan. Hal ini mangandung arti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh oleh peserta didik atau siswa. Oleh karena itu
pemahaman yang benar mengenai arti belajar sangat diperlukan bagi para
pendidik.
Menurut Skinner ( dalam Rizky, 2009:1) memberikan definisi belajar
adalah “Learning is a process of progressive behavior adaption”. Yaitu
bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat
progresi . Menurut Mc. Beach ( dalam Rizky, 2009:1 ) memberikan
definisi mengenai belajar. “Learning is a change performance as a result
of practice”. Contoh ptk pkn sma kelas xii doc Ini berarti
bahwa – bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan
itu sebagai akibat dari latihan ( practice ). C.T. Morgan dalam
introduction to psychology belajar adalah suatu perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku sebagai akibat / hasil dari pengalaman yang
lalu (Rizky, 2009:1).
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai batasan-batasan pengertian
belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya pengalaman
yang sama dan berulang-ulang dalam situasi tertentu serta berkaitan
dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi
perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan dan pemahaman.
Dengan demikian kita sebagai seorang guru tentunya yelah memahami
perlunya kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan kegiatan yang
berhubungan langsung dengan pengalaman yang nyata s ebagai sarana
peningkatan hasil belajar siswa.
Untuk mengetahui hasil belajar harus melakukan pengukuran. Pengukuran
adalah suatu proses yang dilakukan secara sistimatis untuk memperoleh
besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat
ukur yang baku (Sridadi 2007) dan pengukuran menurut Rusli Lutan
(2000:21) pengukuran ialah
proses pengumpulan informasi. Jadi, pengukuran adalah membandingkan
suatu benda yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Pengukuran bersifat kuantitatif dari suatu obyek tertentu. Kegiatan yang
selanjutnya setelah pengukuran yaitu melakukan penilaian. Penilaian
adalah suatu usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang
telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang
ditetapkan sehingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan langkah
selanjutnya (Sridadi 2007). Menurut Griffin & Nix (1991) penilaian
adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan
karakteristik seseorang atau sesuatu.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang
baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas , 2006:279). Secara akademis PKn
dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang memusatkan
telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya
kewarganegaraan individu dengan menggunakan ilmu politik dan pendidikan
sebagai landasan kajiannya.
Tugas PKn dengan paradigma baru adalah mengembangkan pendidikan
demokrasi yang mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan
tanggungjawab warga Negara (civic responsibility), mengembangkan
kecerdasan warga negara (civic intelligence), dan mendorong partisipasi
warga Negara (civic participation).Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
salah satu dari lima tradisi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yakni
citizenship tranmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek
pendidikan Kewarganegaraan (citizenship education), yakni aspek akademik
aspek kurikuler, dan aspek social budaya. Download proposal ptk pkn
sma
Secara akademik pendidikan kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai
suatu bidang kajian yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi
psikologis dan sosial budaya kewarganegaraan individu, dengan
menggunakan ilmu politik, ilmu pendidikan sebagai landasan kajiannya
atauan penemuannya intinya yang diperkaya dengan disiplin ilmu lain yang
relevan, dan mempunyai implikasi kebermanfatan terhadap instrumentasi
dan praksis pendidikan setiap warga negara dalam konteks sistem
pendidikan nasional (Winataputra, 2004).
2.1.2 Teori-teori Belajar
a. Teori perkembangan intelektual Piaget
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab
individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan
tersebut selalu berubah. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka
fungsi intelektualnya semakin berubah. Contoh ptk pkn sma doc
Perkembangan intelektual menurut Piaget melalui tahap-tahap berikut: (i)
sensori motor (0-2 tahun), (ii) pra op erasional (2-7 tahun), (iii)
operasional konkret (7-11 tahun), dan (iv) operasional formal (11 ke
atas).
1. Tahap sensori motor (0-2 tahun)
Pada tahap sensori motor, anak mengenal lingkungan dengan kemampuan
sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan,
penciuman, pendengaran, perabaan dan menggerakkannya.
2. Tahap pra operasional (2-7 tahun)
Dalam tahap pra operasional, anak mengandalkan diri pada persepsi
tentang realitas. Ia telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep
sederhana, berpartisipasi, membuat gambar, dan menggolong-golongkan.
3. Tahap operasi konkret (7-11 tahun)
Tahap operasi konkret anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat
mengikut penalaran logis, walau kadang-kadang memecahkan masalah secara
“trial and error”.
4. atas)
Tahap operasi formal (11 tahun ke
Pada tahap operasi formal anak sudah dapat berpikir abstrak seperti pada orang dewasa. (Dimyati dkk, 2002:14)
2.1.3 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalami aktivitas belajar (Oemar Hamalik, 2001). Perolehan
aspek-aspek perubahan tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep,
maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Hasil
belajar ini sangat dibutuhkan sebagai petunjuk untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar yang sudah dilaksanakan.
Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk menguk ur dan
menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan
yang telah ditetapkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar (Oemar Hamalik, 2001) yaitu sebagai berikut.
a. Faktor Internal
Faktor internal mencakup kondisi fisik seperti kesehatan organ tubuh,
kondisi psikis seperti kemampuan intelektual, emosional dan kondisi
sosial seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Kesempurnaan
dan kualitas kondisi internal yang dimiliki siswa akan ber pengaruh
terhadap kesiapan, proses dan hasil belajar.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal antara lain kesulitan materi yang dipelajari, tempat
belajar, iklim, suasana lingkungan,motivasi dan budaya belajar
masyarakat. Faktor eksternal ini juga akan mempengaruhi kesiapan, proses
dan hasil belajar.
2.1.4 Pengertian, Hakekat, dan Karakteristik Pembelajaran Kooperatif (STAD)
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan gabungan teknik instruksional dan
filsafat mengajar yang mengembangkan kerjasama antar peserta didik untuk
memaksimalkan pembelajaran peserta didik sendiri dan belajar dari
temannya.(Killen, 1998). Contoh ptk pkn sma doc Ada dua komponen
penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu “a co¬poperative task” yaitu
bekerja sama dalam kelompok atas dasar tugas (which is a feature of
most group work) dan “a co-operative incentive structure” yaitu bekerja
sama atas dasar latar belajar peserta didik (which is unique to
co-operative learning).
Pembelajaran kooperatif bukanlah suatu konsep yang baru.Selama ini, para
guru sering menggunakan strategi kerja kelompok dalam
pembelajarannya.Namun, pada strategi pembelajaran ini pembagian kelompok
peserta didik masih kurang heterogen, tidak memperhatikan tingkat
kepandaian, atau latar belakang peserta didik.Untuk memahami pengertian
pembelajaran kooperatif sebaiknya kita membedakannya dengan pembelajaran
secara kelompok.Cooperative learning adalah suatu strategi
belajar-mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau
lebih.Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari
setiap anggota kelompok itu sendiri.Cooperative learning ini juga
memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus
diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat
dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi keberhasilan belajar
dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu
secara utuh, melainkan perolehan itu akan baik bila dilakukan secara
bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.
b. Hakikat Pembelajaran Kooperatif
Berdasarkan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Slavin (2003), hakikat
pembelajaran kooperatif adalah adanya keterlibatan seluruh peserta
didik dalam suatu kelompok yang terstruktur. Struktur kelompok tersebut
meliputi struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan
(reward).
Struktur tugas mengacu kepada organisasi kerja dalam kelompok yang
tercermin salah satunya dari pembagian kerja (peran dan tanggung jawab
anggota kelompok).Struktur tujuan mengacu kepada orientasi kelompok
dalam mencapai tujuan (yaitu pretasi dan keberhasilan kelompok).Struktur
ini dapat terlihat dari adanya saling ketergantungan dan kontribusi
serta partisipasi yang merata.Mencapai tujuan merupakan semangat peserta
didik untuk bekerjasama. Struktur Penghargaan mengacu pada prestasi
kelompok sebagai prestasi setiap anggota kelompok, prestasi kelompok
merupakan keberhasilan bersama anggota kelompok, bukan ditentukan oleh
anggota tertentu.
Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling
berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh ptk pkn sma doc
Agar peserta didik dapat memahami pentingnya pembelajaran kooperatif
dalam meningkatkan kompetensi dan kecakapan hidup, penekanan berikut
perlu diinformasikan kepada peserta didik:
1. Peserta didik dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka
“sepenanggungan bersama”.
2. Peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti milik mereka sendiri.
3. Peserta didik harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4. Peserta didik harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya .
5. Peserta didik akan dievaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
6. Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7. Peserta didik diminta pertanggungjawabannya secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
c. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Beberapa karakteristik pendekatan Cooperative Learning, antara lain:
1. Akuntabilitas
individu, yaitu, bahwa setiap individu di dalam kelompokmempunyai
tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh
kelompok, sehingga keberhasilan kelompok sangat ditentukan oleh tanggung
jawab setiap anggota.
2. Keterampilan
sosial, meliputi seluruh kehidupan sosial, kepekaan sosial dan mendidik
peserta didik untuk menumbuhkan pengekangan diri dan pengarahan diri
demi kepentingan kelompok. Keterampilan ini mengajarkan peserta didik
untuk belajar memberi dan menerima, mengambil dan menerima tanggung
jawab, menghormati hak orang lain dan membentuk kesadaran sosial.
3. Kesalingtergantungan
secara positif, adalah sifat yang menunjukkan saling ketergantungan
satu terhadap yang lain di dalam kelompok secara positif. Keberhasilan
kelompok sangat ditentukan oleh peran serta setiap anggota kelompok,
karena setiap anggota kelompok dianggap memiliki kontribusi.Jadi peserta
didik berkolaborasi bukan berkompetensi.
4. Proses bekerja dalam kelompok, proses perolehan jawaban permasalahan dikerjakan oleh kelompok secara bersama-sama.
Untuk menciptakan ”kebersamaan” dalam belajar, guru harus merancang
program pembelajarannya dengan mempertimbangkan aspek kebersamaan
peserta didik, sehingga mampu mengkondisikan dan memformulasikan
kegiatan belajar peserta didik dalam interaksi yang aktif interaktif
dalam suasana kebersa Kebersamaan ini bukan saja di dalam kelas, tetapi
juga di luar lingkungan kelas.
2.1.5 Tujuan dan Tahapan Pada Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki tujuan dan tahapan sebagaiberikut :
a. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pada awal pengembangannya, pembelajaran kooperatif dimaksudkan untuk
mengembangkan nilai-nilai demokrasi, aktivitas peserta didik, perilaku
kooperatif dan menghargai pluralisme. Download ptk pkn smk pdf
Akan tetapi sebenarnya aspek akademis juga masuk di dalamnya walaupun
tidak tersirat. Killen (1989) menyatakan setidaknya terdapat tiga tujuan
yang dapat dicapai dari pembelajaran kooperatif, yaitu:
• peningkatan kinerja prestasi akademik,
• penerimaan terhadap keragaman (suku, sosial, budaya, kemampuan, dsb),
• keterampilan
bekerja sama atau kolaborasi dalam pemecahan masalah. Tujuan pertama
yaitu membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit. Dengan
strategi kooperatif diharapkan terjadi interaksi antar peserta didik
untuk saling memberi pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah yang
disajikan guru sehingga semua peserta didik akan lebih mudah memahami
berbagai konsep. Tujuan kedua, yaitu membuat suasana penerimaan terhadap
sesama peserta didik yang berbeda latar belakang misalnya suku, sosial,
budaya, dan kemampuan. Hal ini memberi kesempatan yang sama kepada
semua peserta didik terlepas dari latar belakang serta menciptakan
kondisi untuk bekerjasama dan saling ketergantungan yang positif satu
sama lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Tujuan ketiga, yaitu
mengajarkan keterampilan bekerja sama atau kolaborasi dalam memecahkan
permasalahan. Keterampilan ini sangat penting bagi peserta didik sebagai
bekal untuk hidup bermasyarakat. Selain itu, para peserta didik belajar
untuk saling menghargai satu sama lain.
b. Sintaks atau Tahap-Tahap pada Pembelajaran Kooperatif
Berdasarkan kajian terhadap tipe-tipe pembelajaran kooperatif, Killen
(1989) mengidentifikasi sintaks umum dalam pembelajaran kooperatif.
Umumnya, terdapat enam fase atau tahapan pembelajaran dalam pembelajaran
koperatif seperti yang tertera pada Tabel berikut.
Fase/Tahapan Umum Model Pembelajaran Kooperatif
Pada dasarnya tipe-tipe dalam pembelajaran kooperatif adalah sama, yaitu
lebih mengutamakan kerjasama kelompok. Namun, dalam pengelompokan
tugas, tiap tipe tersebut berbeda. Slavin (1995:76) membagi pembelajaran
kooperatif dalam beberapa tipe, di antaranya, Student Teams –
Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Jigsaw, dan
Team Assisted Individualization (TAI) dan Group Investigation (GI).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tipe Student Teams –
Achievement Division (STAD). Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran
kooperatif ( tipe Student Teams – Achievement Division ) adalah
•
Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari empat orang secara
heterogen ( campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku dll )
• Guru menyajikan pelajaran
• Guru
memberi tugas kepada kelompok untuk dikrjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Dan untuk anggota yang tahu menjelaskan pada anggota yang
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
• Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa, dan pada saat menjawab kuis / pertanyaan tidak boleh saling membantu.
• Guru memberikan evaluasi.
2.2 Kerangka Pikir
Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai
materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. STAD
adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dengan
membentuk suatu tim yang memiliki kemampuan akedemik yang berbedadan
latar belakang yang heterogen, untuk saling bekerja sama dalammemahami
konsep-konsep materi pelajaran dengan cara diskusi.
Pembelajaran PKn tentang Mendeskripsikan t Pancasila sebagai ideologi
terbuka yang dilaksanakan di kelas XII-IPS1 SMAN 1 ... Kabupaten ...
diperoleh hasil,belajar siswa yang rendah. Hal ini disebabkab oleh
pelaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode ceramah. Pada
pembelajaran PKn metode ceramah bukanlah metode yang tepat, sehingga
peneliti memperbaikinya dengan menerapkan metode Student Teams
–Achievement Divisions (S TAD).
Pada siklus I peneliti menerapkan metode Student Teams –Achievement
Divisions (STAD). Diharapkan nantinya siswa bisa bekerja sama dengan
kelompoknya untuk mendiskusikan lembar kerja. Siswa yang telah
mengerjakan harus membantu siswa yang belum dapat mengerjakan sampai
teman dalam satu kelompok dapat mengerjakan.
Perbaikan pembelajaran nantinya akan dilanjutkan pada siklus II. Pada
siklus II kembali diterapkan metode Student Teams –Achievement Divisions
(STAD). Pada penerapan metode tersebut peneliti memperbaiki
kekurangan-kekurangan pada siklus I. Download ptk pkn sma pdf
Dengan harapan hasil belajar siswa pada PKn tentang Mendeskripsikan
tugas dan fungsi pemerintah pusat dan daerah dapat meningkat secara
maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar