Contoh PTK PKN kelas 7 SMP
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
Sedangkan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (BSNP, Standar Isi KTSP
2006) adalah sebagai berikut 1) berpikir secara kritis, rasional, dan
kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, 2) berpartisipasi secara
aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi 3)
berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, 4) berinteraksi dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, dari
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah untuk meningkatkan kemampuan diri pribadi siswa
sebagai insan pancasila, supaya masyarakat mampu berpikir secara kritis,
rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan dan
masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab,
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta menciptakan suatu generasi yang anti-korupsi. Untuk
mewujudkan tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka
seorang guru PKn harus mempunyai pengetahuan yang memadai baik di bidang
akademik maupun pedagogik. Guru harus menguasai materi pendidikan
kewarganegaraan dan dapat menyajikan materi tersebut dengan berbagai
metode yang kreatif dan inovatif sehingga pemahaman siswa tidak berhenti
pada aspek kognitif saja tetapi dapat terwujud dalam sikap dan perilaku
sehari-hari (sampai aspek afektif dan psikomotor).
di dalam Contoh PTK PKN kelas 7 SMP METODE THINKPAIR SHARE (TPS) Penyebab pengetahuan siswa yang masih terpusat pada aspek kognitif karena guru masih menggunakan metode mengajar yang konvensional seperti ceramah dalam pembelajaran PKn-nya
Penggunaan metode ceramah lebih mendominasi selama proses pembelajaran, sehingga guru dalam pendekatan pembelajaran berorientasi terpusat pada dirinya sendiri. Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan sebagai metode tradisional, karena sejak dahulu metode ini sudah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Kelemahan metode ceramah adalah: 1) kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), 2) anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya akan lebih cepat menerimanya, 3) bila terlalu lama akan membosankan, 4) sukar mengontrol sejauh mana perolehan belajar anak didik dan, 5) meyebabkan anak didik pasif (Jamal Ma’mur Asmani : 2012: 32-33)
Kondisi ini juga terjadi di SMP Negeri 1 Japah Kecamatan Japah Kabupaten Blora khususnya pada kelas 7 D, berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran PKn pada materi “Sikap Positif Terhadap Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia” di kelas tersebut, dalam proses pembelajaran guru sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari 37 siswa yang sering bertanya ataupun mengemukakan pendapat pada waktu proses pembelajaran berlangsung hanya 7 orang (18,91%). Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa rendah, masih terdapat siswa yang belum
di dalam Contoh PTK PKN kelas 7 SMP METODE THINKPAIR SHARE (TPS) Penyebab pengetahuan siswa yang masih terpusat pada aspek kognitif karena guru masih menggunakan metode mengajar yang konvensional seperti ceramah dalam pembelajaran PKn-nya
Penggunaan metode ceramah lebih mendominasi selama proses pembelajaran, sehingga guru dalam pendekatan pembelajaran berorientasi terpusat pada dirinya sendiri. Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan sebagai metode tradisional, karena sejak dahulu metode ini sudah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Kelemahan metode ceramah adalah: 1) kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), 2) anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya akan lebih cepat menerimanya, 3) bila terlalu lama akan membosankan, 4) sukar mengontrol sejauh mana perolehan belajar anak didik dan, 5) meyebabkan anak didik pasif (Jamal Ma’mur Asmani : 2012: 32-33)
Kondisi ini juga terjadi di SMP Negeri 1 Japah Kecamatan Japah Kabupaten Blora khususnya pada kelas 7 D, berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran PKn pada materi “Sikap Positif Terhadap Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia” di kelas tersebut, dalam proses pembelajaran guru sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dari 37 siswa yang sering bertanya ataupun mengemukakan pendapat pada waktu proses pembelajaran berlangsung hanya 7 orang (18,91%). Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa rendah, masih terdapat siswa yang belum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar