Senin, 29 Mei 2017

PTK Pendidikan Kewarga Negaraan SMP

PTK Pendidikan Kewarga Negaraan SMP

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK


HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
 

Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IX D SMP Negeri 19 Makassar tahun pelajaran 2009/2010 diperoleh data sebagai berikut: (1) kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru sehingga siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran, (2) metode yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menitik beratkan pada penanaman informasi/ konsep-konsep yang dipelajari diberitahukan atau disajikan dengan ceramah saja; (3) dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa merasa kurang mendapatkan pengarahan dan bimbingan dalam belajar mandiri, (4) dalam pelaksnaan pembelajaran guru masih menarapkan Catat Buku Sampai Abis. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah penggunaan model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX D SMP Negeri 19 Makassar semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010”
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX A SMP Negeri 19 Makassar semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010. Prosedur peneltian ini akan dilakukan melalui 3 (tiga) siklus, setiap siklus dilakukan selama 2 x 40 menit yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
Hasil dari penelitian pada setiap siklus dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegara-an pada siswa kelas IX D SMP Negeri 19 Makassar semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010, yaitu sebagai berikut: (1) pada siklus I kinerja guru dalam penggunaan model pembelajaran CLIS mencapai 62,50% dan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan mencapai 61,54%, (2) pada siklus II kinerja guru dalam penggunaan model pembelajaran CLIS mencapai 75,00% dan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan 69,23%, dan (3) pada siklus III kinerja guru dalam penggunaan model pembelajaran CLIS mencapai 83,33% dan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan 79,49%. Dengan demikian semakin meningkat kinerja guru dalam penggunaan model pembelajaran CLIS maka semakin meningkat aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945]
Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Guru memiliki tanggung jawab agar pembelajaran yang diberikan dapat berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung kepada usaha guru membangkitkan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik.
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IX D SMP Negeri 19 Makassar tahun pelajaran 2009/2011 diperoleh data sebagai berikut: (1) kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru sehingga siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (2) metode yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menitik beratkan pada penanaman informasi/ konsep-konsep yang dipelajari diberitahukan atau disajikan dengan ceramah saja; (3) dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa merasa kurang mendapatkan pengarahan dan bimbingan dalam belajar mandiri, (4) dalam pelaksnaan pembelajaran guru masih menarapkan Catat Buku Sampai Abis.
Dari hasil evaluasi proses pembelajaran di atas ternyata belum memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode dan model yang kurang menarik perhatian siswa.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka perlu diadakan tindakan perbaikan-perbaikan sebagai upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam Pendidikan Kewarganegaraan.
B.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Bandar Negeri Semuong semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008.
2. Apakah penggunakan model pembelajaran Koopratif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Bandar Negeri Semuong semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008.
3. Apakah penggunaan model pembelajaran kontekstual berbasis inquiri dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Bandar Negeri Semuong semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008.
4.   Apakah penggunaan model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Bandar Negeri Semuong semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008.
C.    Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah penggunaan model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Bandar Negeri Semuong semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008”
D.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Bandar Negeri Semuong semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008.
E.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi siswa:
Dapat memperluas proses berpikir dan dapat menimbulkan minat sekaligus kreativitas serta aktivitas belajar siswa, sehingga siswa dapat berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2.      Bagi guru:
Bermanfaat untuk perbaikan dan mengembangkan kemampuan, serta merencanakan penggunaan model pembelajaran CLIS sebagai salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
3.                  Bagi sekolah:
Bermanfaat sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengembangan bagi guru agar dapat lebih profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PKn SM/MA/SMK

CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS PKn SM/MA/SMK 

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK


HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
 
 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan adalah menyelenggarakan program pendidikan yang memberikan berbagai kemampuan sebagai seorang warga negara melalui berbagai mata pelajaran termasuk salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan.

Kemampuan dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar yang dicantumkan dalam Standar Nasional merupakan bahan minimal yang harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, daerah, sekolah atau guru dapat mengembangkan, menggabungkan, atau menyesuaikan bahan yang disajikan dengan situasi dan kondisi setempat Realitanya hasil belajar siswa dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan belum menunjukkan hasil yang diinginkan.

Kondisi rendahnya hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara tercermin juga dalam hasil belajar siswa pada siswa kelas X-1 SMA Islam Al Hikmah Mayong. Hal itu dapat diketahui dari rata-rata nilai harian siswa. Pada tiga kali ulangan harian yang diadakan guru dengan kompetensi dasar hakekat negara menunjukkan rata-rata kurang dari nilai 70. Dari ulangan harian yang pernah dilakukan, + 60 % siswa mendapatkan nilai dibawah 70,00. Angka-angka tersebut dapat diartikan, bahwa pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut relatif masih rendah. Dengan kata lain, pemahaman siswa SMA Islam Al Hikmah Mayong terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan mencapai baru tercapai sekitar 40 persen.

Secara tidak disadari, karena rutinitas tugasnya mengakibatkan guru tidak begitu menghiraukan/peduli apakah siswanya telah atau belum memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Sejauh mana siswa telah mengerti (understanding) dan tidak hanya sekedar tahu (knowing), tentang konsep Pendidikan Kewarganegaraan yang sudah disampaikan dalam proses pembelajaran? Rutinitas yang dilakukan para guru tersebut meliputi penggunaan metode pembelajaran yang cenderung monoton yaitu kapur dan tutur (chalk-and-talk), kurangnya pelaksanaan evaluasi selama proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, serta kecenderungan penggunaan soal-soal bentuk pilihan ganda murni pada waktu ulangan harian maupun ulangan sumatif tiap akhir semester.

Sebelum penelitian dilakukan guru memang belum mengoptimalkan metode kontekstual. Guru baru sebatas memanfaatkan metode ceramah serta penugasan (PR) kepada siswa. Kalaupun ada penugasan, siswa hanya di beri pekerjaan rumah yang dinilai secara individual oleh guru tanpa didiskusikan di kelas. Secara operasional, guru menjelaskan materi kepada siswa kemudian memberikan contoh-contoh di papan tulis. Setelah selesai menerangkan materi, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal.

Kenyataan hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara yang rendah tersebut perlu diperbaiki sebab Pendidikan Kewarganegaraan termasuk mata pelajaran inti dengan nilai minimum ketuntasan belajar 70. Disamping itu, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas juga dinyatakan bahwa salah satu tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar siswa menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

Melalui tindakan yang akan dilakukan guru, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan meningkat. Nilai rata-rata ulangan harian yang diharapkan setelah penelitian adalah 70 atau mencapai nilai batas ketuntasan belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara siswa, guru perlu melakukan tindakan kelas yakni dengan memperbaiki proses pembelajaran dengan memodifikasi pola pembelajaran yang selama ini hanya monoton pembelajaran kelas dengan ceramah menjadi pembelajaran mandiri atas dasar inisiatif siswa..

Berdasarkan uraian di atas nampak adanya kesenjangan antara kondisi nyata dengan harapan. Kesenjangan pokok dari subyek yakni pada kondisi awal hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara yang rendah sedangkan kondisi akhir yang diharapkan hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara meningkat. Kesenjangan pokok dari peneliti yakni pada kondisi awal peneliti masih menyampaikan materi menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan kondisi akhir peneliti menggunakan metode kontekstual. Jadi, upaya untuk memecahkan masalah dari kesenjangan yang terjadi adalah guru perlu menerapkan metode kontekstual. Kegiatan kontekstual dilakukan secara mandiri, artinya siswa sesuai prosedur kerja diberi kebebasan untuk berkreasi sendiri dan tidak berada di bawah dikte guru.

Dari uraian di atas muncul kerangka pemikiran bahwa rendahnya nilai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikarenakan siswa kurang memahami konsep hakekat negara yang selama ini hanya diajarkan guru melalui metode ceramah. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pelaksanaan kegiatan tindak lanjut berupa pengajaran dengan menerapkan metode kontekstual. Hal itu dimaksudkan agar siswa dapat mudah memahami dan menerima materi yang disampaikan guru yang secara tidak langsung memberi penekanan agar siswa memperhatikan penjelasan guru dan pada akhirnya siswa akan lebih memahami konsep hakekat negarayang dipelajarinya. Dengan demikian adanya pemahaman konsep tersebut maka akan dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dan akhirnya akan dapat mengatasi rendahnya hasil belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode yang dipergunakan guru dalam pembelajaran cenderung monoton yakni ceramah
dan diskusi.
2. Belum tercapainya hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran.
3. Proses pembelajaran cenderung bersifat teacher centered atau terpusat pada guru
dan guru mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah berkenaan dengan tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1.Variabel dalam penelitian ini hanya ada dua yaitu hasil belajar siswa dalam materi
hakekat negara (Y) dan penerapan metode kontekstual (X).
2.Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X-1 semester I
SMA Islam Al Hikmah Mayong tahun pelajaran 2009/2010 dalam kompetensi dasar
hakekat negara.
3.Metode kontekstual yang dilaksanakan dalam penelitian ini dilakukan secara
kelompok berdasarkan prosedur kerja yang telah ditentukan. Guru hanya bertindak
sebagai fasilitator. Siswa melakukan diskusi antar kelompok kemudian menarik
kesimpulan sendiri. Tindakan ini akan dilakukan pada tahun pelajaran 2009/2010.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan terungkap bahwa guru belum memberdayakan seluruh metode pembelajaran yang ada. Hal ini disebabkan karena dalam mengajar mereka yang terpenting adalah materi pelajaran dapat disampaikan secara keseluruhan sesuai dengan alokasi waktunya. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut : apakah melalui penerapan metode kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara ?

E. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara bagi siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Jenawi.

2.Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara melalui penerapan metode kontekstual bagi siswa kelas X-1 semester I Sekolah Menengah Atas Negeri Jenawi tahun pelajaran 2009/2010.

F.Manfaat Penelitan

Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam menjawab masalah yang dihadapi di sekolah dalam mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Oleh sebab itu penulis secara rinci mengemukakan manfaat penelitian ini adalah mendorong guru untuk menggunakan metode kontekstual dengan manfaat:

1.Manfaat Teoritis

a.Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara melalui penerapan metode kontekstual bagi siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Jenawi.

b.Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

2.Manfaat Praktis
a.Manfaat bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara bagi siswa kelas X-1 Sekolah Menengah Atas AlHikmah Mayong
b.Manfaat bagi Guru
Melatih guru dalam memodifikasi sekaligus menerapkan berbagai metode pembelajaran sekaligus dalam pembelajaran PKn.
c.Manfaat bagi Sekolah

Memberikan pengetahuan umum tentang penerapan metode kontekstual dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas sehingga dapat dijadikan pedoman guru lain.

d.Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah

Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara melalui penerapan metode kontekstual.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Kajian Teori

1.Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
a.Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut:

(1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan,

(2) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

(3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

(4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

b. Hakekat Belajar

Pengertian belajar menurut para ahli memiliki definisi yang berbda-beda. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan (Slameto, 1998:6)

Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan/aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran yang sifaknya sedikit banyak permanen (The Liang Gie, 2000 : 6).

Pengertian belajar seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi (1978 : 36) adalah :

Belajar adalah perubahan murid dari usahanya sendiri dalam bidang material, formil, serta fungsionil pada umumnya dan pada bidang-bidang intelek khususnya. Singkatnya belajar adalah berusaha mengadakan perubahan situasi dalam proses perkembangan dirinya mencapai tujuan.

Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap (Winkel, 2001: 36). Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Pendapat Winkel di atas dikuatkan Winarno Surachmad (1996: 57) sebagai berikut :

Belajar dapat dipandang sebagai proses dimana guru terutama melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman-pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan. Yang diperhatikan adalah pola-pola perubahan tingkah laku selama pengalaman belajar itu berlangsung. Karena itulah ditekankan pula daya-daya yang mendinamisir proses itu.

Pendefinisian tentang pengertian belajar yang bermacam-macam menunjukkan bahwa dijumpai konsep-konsep tentang belajar yang menimbulkan corak khas uraian dan pembicaraan mengenai belajar, namun semua itu tergantung sudut pandang dan penekanannya. Sumadi Suryabrata (1993:249) tidak memberikan batasan secara langsung tentang belajar, melainkan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang disebut belajar.

Pertama : belajar itu membawa perubahan (dalam arti Behavioral Changes, aktual maupun potensial).

Kedua : perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

Ketiga : bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)

Mengacu pada batasan-batasan yang telah disampaikan di atas maka dapat disimpulkan mengenai pengertian belajar yaitu :

1)Aktivitas yang dilakukan secara sadar dan aktif, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang mengalami belajar.

2)Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari sesuatu yang dikuasai baik berupa pengetahuan, kemampuan, atau kecakapan yang sifatnya relatif lama.

Dalam uraian di atas telah disebutkan batasan-batasan tentang belajar. Apabila siswa benar-benar merasa tahu gunanya belajar, merasa butuh belajar, merasa dapat belajar, dan merasa senang belajar maka dari siswa tersebut akan timbul motivasi diri yang kuat untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Keputusan untuk melakukan kegiatan belajar pada tiap-tiap individu tidak sama, tergantung pada kekuatan motivasi diri, sebab jika motivasi kekuatan motivasi diri kuat maka keputusan utuk melakukan kegiatan belajar juga tinggi. Hanya kekuatan motivasi yang berasal dari dalam diri sendirilah yang merupakan faktor pendorong untuk melakukan belajar mandiri karena belajar mandiri menekankan pada autoaktifitas siswa dalam belajar yang penuh dengan tanggung jawab atas keberhasilan belajarnya.

 

Laporan PTK PKn


Laporan PTK PKn

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK


HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
   



BAB I
PENDAHULUAN
  • A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak asasi manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non pemeritahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta demi peningkatan martabat kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (KBK 2004 dan Standar Isi 2006) ditegaskan bahwa :
  • I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan :
Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya
  • II. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
Standar isi Pendidikan Kewarganegaraan SMA/SMK/MA :
  • 1. Memahami hakekat Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia
  • 2. Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hokum, peradilan nasional, dan tindakan anti korupsi
  • 3. Meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun luar negeri
  • 4. Menganalisis peran dan hak warganegara dan system pemerintahan Negara Kesatuan Repbulik Indonesia
  • 5. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi, kedaulatan Negara, keterbukaan dan keadilan di Indonesia
  • 6. Mengevaluasi hubungan Internasional dan sistem hokum internasional
  • 7. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai dengan pancasila dan UUD 1945
  • 8. Mengaalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan Internasional, regional dan kerjasama Global lainnya
  • 9. Menganalisis sistem hokum internasional, timbulnya konflik internasional, dan mahkamah internasional.
Dari Standar Isi dan Standar Kompetensi tersebut diatas, penulis memilih butir ketiga yaitu meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar negeri, sebagai landasan judul penelitian tindakan kelas ini.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderug tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa (Focus on Learners), memberika pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized subject matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.
Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model “pembelajaran berbasis masalah (PROBLEM BASED LEARNING) dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn.
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka.
Menurut E. Mulyana Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi dimana siswa dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. [1]  Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem Based Learning sebagai salah satu bagian dari pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru disekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.
Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based Learning” dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn
  • B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
  • 1. Apakah pembelajaran model Problen Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam masalah PKn?
  • 2. Bagaimana penerapan pembelaran model Problem Based Learning di kelas dalam mata pelajaran PKn?
  • 3. Sejauh manakah pendekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
  • C. PEMECAHAN MASALAH
PKn sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to Develop Better Civics Behaviours” membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial. PKn merupakan salah satu dari lima tradisi pendidikan IPS yakni citizenship transmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek PKn (Citizenship Education), yakni aspek akademis, aspek kurikuler dan aspek sosial budaya.
 Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial budaya kewarganegaraan individu dengan menggunakan ilmu politik dan pendidikan sebagai landasan kajiannya [2].
Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru yang profesional dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara lain :
  • 1. Kemampuan menguasai bahan ajar
  • 2. Kemampuan dalam mengelola kelas
  • 3. Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar
  • 4. Kemampuan untuk melakukan penilaian baik proses maupun hasil
Selanjutnya UNESCO dalam Soedijarto (2004 : 10-18) mencanangkan empat pilar belajar dalam pembelajaran (termasuk model Problem Based Learning) :
  • 1. Learning to Know ( penguasaan ways of knowing or mode of inquire)
  • 2. Learning to do ( controlling, monitoring, maintening, designing, organizing)
  • 3. Learning to live together
  • 4. Learning to be [3]
Berdasarkan uraian analisis permasalahan diatas, pendekatan model Problem Based Learning apabila diterapkan di kelas akan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn.
  • D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelititan Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn khususnya kelas X Ak pada SMKN 3 Jakarta, sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih menyenangkan dan menimbulkan kreatifitas.
  • E. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
  • 1. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah Menengah Kejuruan.
  • 2. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan kewarganegaraan di Sekolah Menengah Kejuruan.
  • 3. Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
  • 4. Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama pelajaran berlangsung dengan adanya “The Involvement of Participaton melalui Problem Based Learning.”

 

Minggu, 28 Mei 2017

PTK PKn SMP Kelas 9 

 JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK


HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SMP PKn

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) SMP PKn
  JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/

Postingan kali ini masih bertautan dengan tema PTK seperti postingan sebelumnya. Kali ini kami akan menyajikan untuk Anda tentang contoh penelitian tindakan kelas (PTK) SMP bidang studi PKn. Seperti yang telah kita pahami semua bahwa disamping untuk kepentingan pengembangan karier, PTK juga merupakan tuntutan profesi guru di Indonesia belakangan ini. Sesuai dengan arti dari PTK itu sendiri yakni bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.


PTK Sekolah Menengah Pertama/SMP untuk bidang studi PKn ini kami nukilkan dari sumber yang terbuka, yaitu Library Universitas Negeri Semarang. Kompilasi kami akan memudahkan Anda untuk mendapatkan rujukan yang bermutu dalam menyusun penelitian tindakan kelas Anda.


Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) Sekolah Menengah Pertama/SMP untuk bidang studi PKn ini bisa langsung Anda download dari website www.informasiguru.com ini dan file dari unduhan tersebut berformat pdf. Anda dapat mengunduh program pdf reader/ program pembaca berkas pdf di sini apabila Anda belum memilikinya karena untuk bisa membaca file berekstensi pdf harus memiliki program pdf reader tersebut.


Selanjutnya, silahkan Anda simak berbagai contoh judul penelitian tindakan kelas (PTK) SMP bidang studi PKn yang bisa dijadikan referensi nantinya!


  • PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII G SMP NEGERI 22 SEMARANG
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas/PTK , Sekolah Menengah Pertama/SMP, PKn, Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran


  • PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMP N I GODONG GROBOGAN
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas/PTK , Sekolah Menengah Pertama/SMP, PKn, Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT), Godong Grobogan


  • PEMANFAATAN LABORATORIUM PANCASILA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 1 BANTUL
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas/PTK , Sekolah Menengah Pertama/SMP, PKn, Pemanfaatan Laboratorium Pancasila, Media Pembelajaran PKn, Bantul
  • PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DAN KONVENSIONAL MATERI KEBEBASAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MAPEL PKn KELAS VII MTs NU Ungaran Semarang
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas/PTK , Sekolah Menengah Pertama/SMP, PKn, Metode Kooperatif Tipe Scramble dan Konvensional, Kelas Vii MTs NU, Ungaran, Semarang
  • PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI DENGAN MEDIA MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VII SMP NEGERI 04 RANDUDONGKAL PEMALANG
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas/PTK , Sekolah Menengah Pertama/SMP, PKn, Metode Pembelajaran dengan Media Mind Map, Kelas VII, Randudongkal, Pemalang
  • KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII DI SMP NEGERI 19 SEMARANG
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas/PTK , Sekolah Menengah Pertama/SMP, PKn, Kooperatif Tipe Jigsaw, Kelas VIII, Semarang
  • PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP N 3 DOPLANG
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas/PTK , Sekolah Menengah Pertama/SMP, PKn, Pengembangan Instrumen Penilaian PKn, Doplang
  • IMPLEMENTASI NILAI – NILAI DEMOKRASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 GRINGSING BATANG
Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas/PTK , Sekolah Menengah Pertama/SMP, PKn, Implementasi Nilai-nilai Demokrasi, Gringsing, Batang

Jumat, 26 Mei 2017

Kumpulan Judul PTK PKn SMP

Kumpulan Judul PTK PKn SMP

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK


HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
 

 

 

A. Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan sangat mendesak sifatnya karena kehidupan moral dan rasa toleransi mulai memudar. Kita tidak menginginkan semua itu terjadi oleh karenanya kita tidak memerlukan mata pelajaran baru. Kita menginginkan semua guru agar berperan serta dalam menanamkan rasa kebangsaan dan moral yang tinggi, untuk mencapai tujuan pendidikan sebenarnya yang dilakukan di sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar. Maka berbagai bagian pembelajaran yang sangat diperlukan dapat dititipkan kepada semua pelajaran yang lain. Sehingga bukan cuma Penddikan Kewarganegaraan saja yang melakukan pembelajaran tersebut. Contoh Referensi Judul PTK
Sedangkan prinsip-prinsip berdasarkan kegiatan belajar mengajar antara lain Berpusat pada peserta didik, Mengembangkan kreatifitas peserta didik, Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, Menyediakan pengalaman belajar yang beragam, Belajar melalui berbuat.
Pelaksanaan metode pembelajaran apapun yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Kewargnegaraan, diharapkan selalu mendudukkan peserta didik sebagai pusat perhatian. Peran guru dalam menentukan pola kegiatan belajar mengajar di kelas bukan ditentukan oleh didaktik metodik "apa yang akan dipelajari" saja, melainkan pada "bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar anak". Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan nara sumber lain.
Cara mengajar yang menggunakan teknik yang beraneka ragam disertai dengan pengertian yang mendalam dari pihak guru akan memperbesar minat siswa dan akan mempertinggi pula hasil belajaraya. Dengan mengajak, merangsang dan memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut serta menggunakan pendapat, belajar mengambil keputusan, bekerja dalam kelompok, membuat laporan dan lain-lain, akan membawa siswa pada suasana belajar yang sesungguhnya bukan pada suasana diajar saja. Referensi Judul Penelitian Tindakan Kelas Berdasarkan dari semua itu, maka perlu dicari langkah-langkah penyelesaian agar siswa tidak merasa enggan dengan mata pelajaran tersebut. 
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih belum terlihat memuaskan karena masih banyak siswa yang belum mengerti dengan apa sebenarnya yang dimaksudkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga masih banyak yang perlu dipahami oleh siswa dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
Guna memperoleh prestasi siswa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan peneliti mencoba menerapkan metode Belajar Berdasarkan Akti vitas, sedangkan sebagai peneliti pembelajaran menggunakan metode Belajar Berdasarkan Aktivitas Judul PTK PKn yang juga baru peneliti berharap dapat memperoleh hasil yang diharapakan untuk meningkatkan nilai prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
Dengan adanya latar belakang masalah di atas, maka penulis mengadakan tindakan kelas yang berjudul : "Memahami Keyakinan Melalui Metode Belajar Berdasarkan Aktivitas (BBA) Guna Meningkatkan Prestasi Belajar Mata PKn Pada Siswa Kelas VIII-1 XXX Jakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 Semester I".

 

JUDUL PTK PKN SMP LENGKAP

JUDUL PTK PKN SMP LENGKAP

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK


HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
 
Pada kesempatan ini kami mengucapkan  terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut aktif dalam penyusunan Referensi Judul PTK PKn pendidikan kewarganegaraan SMP dan dalam penyusunan laporan PTK ini. Semoga kebaikannya dapat diterima Tuhan. Referensi PTK PKn pendidikan kewarganegaraan ini masih memiliki bebagai kekurangan. Namun demikian, diharapkan semoga Referensi PTK PKn SMP ini memiliki manfaat yang sebesar-besarnya dalam memajukan pendidikan di Indonesia. .

Dalam rangka membantu para guru PKn dalam memberikan referensi Penelitian Tindakan Kelas SMP Kelas 7 8 9 berikut kami berikan Judul-Judul  PTK PKn SMP Kelas 8 lengkap yang telah disusun oleh para pengembang kurikulum tingkat propinsi. Untuk dijadikan contoh atau referensi guru dalam penyusunan PTK PKn tingkat provinsi masing masing.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan penelitian tindakan kelas PKn SMP ini adalah untuk memberikan informasi beberapa temuan yang telah diperoleh sehingga dapat dijadikan bahan kajian rekan-rekan guru dalam menyampaikan bahan maple PKn khususnya SMP kelas 8, dengan referensi judul PTK PKn SMP proses ajar akan lebih berjalan dan siswa diharapkan dapat memahami pembelajaran PKn lebih cepat.
Laporan PTK Matepelajaran pendidikan kewarganegaraan ini masih memiliki bebagai kekurangan. Namun demikian, diharapkan semoga referensi judul PTK PKn SMP ini memiliki manfaat yang sebesar-besarnya dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. 

 Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel PKn yang diberi judul  “Memahami Keyakinan Melalui Metode Belajar Berdasarkan Aktivitas (Bba) Guna Meningkatkan Prestasi Belajar Pkn Pada Siswa Kelas VIII-1 Smp XXXX Tahun Pelajaran 2008/2009 Semester I, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK PKn 8 SMP lengkap dalam bentuk word dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0856-42-444-991 dengan Format PESAN PTK 138 SMP).


Referensi Abstrak PTK PKn SMP

Pendidikan Kewarganegaraan sangat mendesak sifatnya karena kehidupan moral dan rasa toleransi mulai memudar. Kita tidak menginginkan semua itu terjadi oleh karenanya kita tidak memerlukan mata pelajaran baru. Kita menginginkan semua guru agar berperan serta dalam menanamkan rasa kebangsaan dan moral yang tinggi, untuk mencapai tujuan pendidikan sebenarnya yang dilakukan di sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar. Maka berbagai bagian pembelajaran yang sangat diperlukan dapat dititipkan kepada semua pelajaran yang lain. Sehingga bukan cuma Pendidikan Kewaganegaraan saja yang melakukan pembelajaran tersebut. Referensi PTK Kelas VIII
Sedangkan prinsip-prinsip berdasarkan kegiatan belajar mengajar antara lain Berpusat pada peserta didik, Mengembangkan kreatifitas peserta didik, Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, Menyediakan pengalaman belajar yang beragam, Belajar melalui berbuat. Judul-Judul Referensi PTK PKn
Jadi berdasarkan pada konsep ini : Belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya. Belajar Berdasar Aktivitas (BBA) berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh / pikiran terlibat dalam proses belajar. Judul PKn SMP Kelas 
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 101 Jakarta yaitu pada siswa kelas VIII-1 semester I tahun pelajaran 2008/2009, penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dimulai pada pertengahan bulan September hingga pertengahan bulan Desember 2007. Jenis kelas adalah kelas mixed ability atau kelas yang komposisi siswanya memiliki tingkat kecerdasan yang beragam (bervariasi). Dengan jumlah 42 siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 101 Jakarta. Penelitian dilakukan terhadap proses belajar mengajar di kelas VIII-1 mata pelajaran PKn pada bahasan Keyakinan. Referensi Judul-Judul
Dari data hasil pengamatan guru terhadap prestasi belajar mengalami peningkatan kearah positif. Dengan metode Belajar Berdasarkan Aktivitas yang diterapkan membuat siswa bersemangat dan antusias dalam belajar PKn dengan melihat peningkatan nilai rata-rata ulangan harian kita dapat mengetahui sampai dimana siswa menyukai mata pelajaran PKn, sebagai acuan adalah nilai rata-rata ulangan harian dari sebelum penerapan metode Belajar Berdasarkan Aktivitas atau sebelum siklus sebesar 46,07 sedangkan pada siklus pertama rata-rata ulangan hariannya menjadi 63,45 dan di akhir penerapan metode BBA pada siklus kedua nilai rata-rata ulangan harian naik menjadi 81.9. Metode Belajar berdasarkan Aktivitas yang ditetapkan ternyata dapat meningkatkan prestasi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya pada siswa kelas VIII-1 semester I di SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
 

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN PKn

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN PKn

 JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
 

 

 

Dalam rangka membantu para guru PKn dalam penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas dalam tulisan saya kali saya uplod contoh-contoh proposal Penelitian Tindakan Kelas PKn SMP yang telah disusun oleh para pengembang kurikulum tingkat propinsi. Sengaja saya uplod karena proposal ini sebenarnya sudah dibagikan (dicopykan) kepada masing-masing Tim Pengembangan Kurikulum Propinsi untuk dijadikan contoh atau referensi didaerah masing-masing
  1. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Jigsaw Dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Stabat Tahun Pelajaran 2011/2012 (ditulis oleh : Abd.Harrys Zerpin S.Pd) download disini
  2. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Diterapkannya Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Segedong. Tahun pelajaran 2011/2012  (ditulis oleh: Dede Muslih, S.Pd) download disini
  3. Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Variasi Jigsaw Bagi Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Denpasar (ditulis oleh: I Wayan Kamasan, S.Pd, M. Pd) download disini
  4. Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw di Kelas 7C  SMPN2 Bandar Lampung Tahun 2010 (ditulis oleh Marlena, S.Pd) download disini
  5. Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Model Pembelajaran Learning Together Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Pada Siswa Ke VIII.1 SMP Negeri 2 Lembang Jaya Tahun Pelajaran 2011/2012 (ditulis oleh Sarijon, S.Pd) download disini
  6. Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Kelas VII.2 SMP Negeri 2 Pekanbaru (ditulis oleh: Sri Elfina,S.Pd) download disini
  7. Upaya  Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-C SMPN 2 Cikeusik  Dalam Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) (Suatu Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran PKn Pada Kompetensi Dasar: 2.1 Mendeskripsikan Pengertian Otonomi Daerah di kelas IX-C Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011) ditulis oleh: Aina Mulyana, S.PD download disini