Jumat, 14 Juli 2017

Contoh PTK Kenaikan Pangkat SD/MI

Contoh PTK Kenaikan Pangkat SD/MI

Pusing Menyusun Administrasi Pembelajaran?
 
disini Solusinya 081222940294 (SMS / WA)
 


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah


Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar sangatlah penting sebagai dasar pendidikan anak ke tingkat yang lebih tinggi. Keberhasilan pendidikan jasmani di sekolah dasar tergantung pada kreatifitas guru dan penerapan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Penerapan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran.
Kondisi nyata di lapangan menunjukkan bahwa modifikasi alat bantu pembelajaran sangat jarang dilakukan oleh guru ketika melaksanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional, model pembelajaran masih berpusat pada guru.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar oleh guru hendaknya dilakukan dengan memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, sehingga akan mendukung keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat akan berpengaruh pada keaktifan dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Siswa SD pada umumnya sangat menyenangi mata pelajaran Penjaskes terutama materi permainan sepak bola, akan tetapi masih ada sebagian siswa yang kurang antusias pada pembelajaran tersebut, terutama siswa perempuan. Siswa perempuan kurang tertarik dengan sepak bola karena takut merasa sakit ketika menendang bola.
Fakta di lapangan menyebutkan bahwa, masih banyak siswa yang salah dalam gerakan menendang bola pada permainan sepak bola. Sebagian siswa masih menggunakan ujung kaki untuk menendang bola, sehingga akan menimbulkan rasa sakit pada kaki, sehingga mereka enggan untuk berlatih gerakan menendang bola, sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal.
Hasil belajar siswa SD masih rendah, terbukti, hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, baru 10 siswa (35,7%) yang telah dapat melakukan gerakan menendang sepak bola dengan baik dan benar dan sisanya 18 siswa (74,3%) masih belum menguasai gerakan tersebut dengan baik dan benar. Kondisi demikian apabila dibiarkan akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan adanya suatu permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan semacam tindakan yang dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu tindakan untuk meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola pada siswa kelas V SD.
Tindakan tersebut adalah upaya meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SD. Penggunaan modifikasi alat bantu diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola pada siswa.
Alasan penggunaan modifikasi alat bantu tersebut adalah untuk mengatasi rendahnya penguasaan keterampilan gerak menendang sepak bola pada siswa. Dengan modifikasi alat bantu ini siswa akan dengan mudah mengikuti pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola, karena keaktifan siswa akan dikembangkan sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SD?
C.    Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SD.
D.    Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil Penelitian ini adalah dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Bagi Guru: melalui PTK ini guru dapat menggunakan modifikasi alat bantu, khususnya untuk meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola.
2.      Bagi Siswa: hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan kreatifitas dan keberanian siswa untuk memberikan umpan balik terhadap pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola.
3.      Bagi Sekolah: hasil penelitian ini membantu memperbaiki pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
  
BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Kajian Teori
1.      Sepak Bola
a.      Pengertian Sepak bola
Rangkaian gerakan permainan sepak bola meliputi gerakan passing, shooting, stoping, dan heading. Passing dengan kaki bagian dalam adalah salah satu gerak yang termasuk ke dalam gerak menendang. Gerak menendang menurut fungsinya terbagi menjadi 4, yaitu memberikan (passing), menembakkan (shooting), menghentikan (stoping), dan menyundul (heading).
Passing adalah salah satu gerak dalam sepak bola yang mudah untuk dilakukan, namun dalam pelaksanaannya gerakan ini harus benar dari gerakan awal hingga akhir, karena akan berpengaruh pada hasil passing tersebut.
b.      Keterampilan Menendang
Sepak bola mengharuskan siswa untuk belajar keterampilan dasar sepak bola. Keterampilan dasar tersebut seperti, keterampilan menendang yang meliputi menendang dengan kaki bagian dalam, menendang dengan punggung kaki, dan mengontrol bola atau menghentikan bola.
c.       Menendang dengan Kaki Bagian Dalam
1)      Sikap Awalan
Diawali dengan sikap berdiri menghadap ke arah gerakan. Pandangan ke arah bola, badan condong ke belakang. Kaki tumpu berada di samping bola berjarak satu kepal dan arah jari ke depan dengan lutut agak tertekuk. Pergelangan kaki yang akan di gunakan menendang diputar keluar. Kaki ayun ditarik ke belakang membentuk sudut 30° ke arah bola.
2)      Sikap Perkenaan
Sikap perkenaan merupakan lanjutan dari sikap awalan, yaitu dengan sikap berdiri menghadap ke arah gerakan. Pandangan lurus ke arah bola. Badan agak condong ke depan. Perkenaan kaki bagian dalam pada permukaan tengah bola. Kaki tumpu dan kaki ayun membentuk sudut 90°. Gerakan lengan berlawanan dengan ayunan kaki.
3)      Sikap Gerakan Akhir
Pandangan ke arah tujuan passing. Badan agak condong ke belakang. Tarik kaki yang akan di gunakan menendang ke belakang lalu ayunkan ke depan ke arah bola. Gerakan lengan berlawanan dengan gerakan kaki ayun.
d.      Menendang dengan Punggung Kaki
Menendang dengan punggung kaki adalah gerakan menendang dengan kura-kura kaki. Kura-kura kaki adalah kaki bagian atas yang tertutup oleh tali sepatu. Permukaan bagian ini keras dan rata sehingga dapat digunakan untuk menendang bola. Operan ini cocok untuk menggerakkan bola dengan jarak 23 meter atau lebih. (Sutrisno, S.Pd. 2009:22).
e.       Mengontrol/Menghentikan Bola
Selain menendang kemampuan mengontrol bola juga sangat penting. Dengan kemampuan tersebut, siswa dapat menguasai boladan mempunyai kesempatan mencetak gol. Untuk itu semua siswa harus bisa mengontrol bola dengan baik. (Sutrisno, S.Pd. 2009:22)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Pembelajaran

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Pembelajaran

Pusing Menyusun Administrasi Pembelajaran?
 
disini Solusinya 081222940294 (SMS / WA)
 

 Download contoh-contoh PTK SD melalui link berikut:

Contoh Proposal PTK Penjas SD Kelas Untuk 5 Sepak Bola

Contoh Proposal PTK Penjas SD Kelas Untuk 5 Sepak Bola 

Pusing Menyusun Administrasi Pembelajaran?
 
disini Solusinya 081222940294 (SMS / WA)
 

 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah


Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar sangatlah penting sebagai dasar pendidikan anak ke tingkat yang lebih tinggi. Keberhasilan pendidikan jasmani di sekolah dasar tergantung pada kreatifitas guru dan penerapan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Penerapan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran.
Kondisi nyata di lapangan menunjukkan bahwa modifikasi alat bantu pembelajaran sangat jarang dilakukan oleh guru ketika melaksanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional, model pembelajaran masih berpusat pada guru.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar oleh guru hendaknya dilakukan dengan memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, sehingga akan mendukung keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat akan berpengaruh pada keaktifan dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Siswa SD pada umumnya sangat menyenangi mata pelajaran Penjaskes terutama materi permainan sepak bola, akan tetapi masih ada sebagian siswa yang kurang antusias pada pembelajaran tersebut, terutama siswa perempuan. Siswa perempuan kurang tertarik dengan sepak bola karena takut merasa sakit ketika menendang bola.
Fakta di lapangan menyebutkan bahwa, masih banyak siswa yang salah dalam gerakan menendang bola pada permainan sepak bola. Sebagian siswa masih menggunakan ujung kaki untuk menendang bola, sehingga akan menimbulkan rasa sakit pada kaki, sehingga mereka enggan untuk berlatih gerakan menendang bola, sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal.
Hasil belajar siswa SD masih rendah, terbukti, hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, baru 10 siswa (35,7%) yang telah dapat melakukan gerakan menendang sepak bola dengan baik dan benar dan sisanya 18 siswa (74,3%) masih belum menguasai gerakan tersebut dengan baik dan benar. Kondisi demikian apabila dibiarkan akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan adanya suatu permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan semacam tindakan yang dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu tindakan untuk meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola pada siswa kelas V SD.
Tindakan tersebut adalah upaya meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SD. Penggunaan modifikasi alat bantu diharapkan dapat meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola pada siswa.
Alasan penggunaan modifikasi alat bantu tersebut adalah untuk mengatasi rendahnya penguasaan keterampilan gerak menendang sepak bola pada siswa. Dengan modifikasi alat bantu ini siswa akan dengan mudah mengikuti pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola, karena keaktifan siswa akan dikembangkan sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SD?
C.    Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SD.
D.    Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat hasil Penelitian ini adalah dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Bagi Guru: melalui PTK ini guru dapat menggunakan modifikasi alat bantu, khususnya untuk meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola.
2.      Bagi Siswa: hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan kreatifitas dan keberanian siswa untuk memberikan umpan balik terhadap pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola.
3.      Bagi Sekolah: hasil penelitian ini membantu memperbaiki pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.
  
BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Kajian Teori
1.      Sepak Bola
a.      Pengertian Sepak bola
Rangkaian gerakan permainan sepak bola meliputi gerakan passing, shooting, stoping, dan heading. Passing dengan kaki bagian dalam adalah salah satu gerak yang termasuk ke dalam gerak menendang. Gerak menendang menurut fungsinya terbagi menjadi 4, yaitu memberikan (passing), menembakkan (shooting), menghentikan (stoping), dan menyundul (heading).
Passing adalah salah satu gerak dalam sepak bola yang mudah untuk dilakukan, namun dalam pelaksanaannya gerakan ini harus benar dari gerakan awal hingga akhir, karena akan berpengaruh pada hasil passing tersebut.
b.      Keterampilan Menendang
Sepak bola mengharuskan siswa untuk belajar keterampilan dasar sepak bola. Keterampilan dasar tersebut seperti, keterampilan menendang yang meliputi menendang dengan kaki bagian dalam, menendang dengan punggung kaki, dan mengontrol bola atau menghentikan bola.
c.       Menendang dengan Kaki Bagian Dalam
1)      Sikap Awalan
Diawali dengan sikap berdiri menghadap ke arah gerakan. Pandangan ke arah bola, badan condong ke belakang. Kaki tumpu berada di samping bola berjarak satu kepal dan arah jari ke depan dengan lutut agak tertekuk. Pergelangan kaki yang akan di gunakan menendang diputar keluar. Kaki ayun ditarik ke belakang membentuk sudut 30° ke arah bola.
2)      Sikap Perkenaan
Sikap perkenaan merupakan lanjutan dari sikap awalan, yaitu dengan sikap berdiri menghadap ke arah gerakan. Pandangan lurus ke arah bola. Badan agak condong ke depan. Perkenaan kaki bagian dalam pada permukaan tengah bola. Kaki tumpu dan kaki ayun membentuk sudut 90°. Gerakan lengan berlawanan dengan ayunan kaki.
3)      Sikap Gerakan Akhir
Pandangan ke arah tujuan passing. Badan agak condong ke belakang. Tarik kaki yang akan di gunakan menendang ke belakang lalu ayunkan ke depan ke arah bola. Gerakan lengan berlawanan dengan gerakan kaki ayun.
d.      Menendang dengan Punggung Kaki
Menendang dengan punggung kaki adalah gerakan menendang dengan kura-kura kaki. Kura-kura kaki adalah kaki bagian atas yang tertutup oleh tali sepatu. Permukaan bagian ini keras dan rata sehingga dapat digunakan untuk menendang bola. Operan ini cocok untuk menggerakkan bola dengan jarak 23 meter atau lebih. (Sutrisno, S.Pd. 2009:22).
e.       Mengontrol/Menghentikan Bola
Selain menendang kemampuan mengontrol bola juga sangat penting. Dengan kemampuan tersebut, siswa dapat menguasai boladan mempunyai kesempatan mencetak gol. Untuk itu semua siswa harus bisa mengontrol bola dengan baik. (Sutrisno, S.Pd. 2009:22).
2.      Pengertian Alat Bantu
Yang dimaksud dengan alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh seorang pendidik dalam menyampaikan materi atau bahan pendidikan/pengajaran. Dalam prakteknya alat bantu ini lebih sering disebut sebagai peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran.
Media menurut Arsyad (2002) adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa suatu bahan atau alat. Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan agar siswa mengetahui sesuatu hal.
Dalam pembelajaran, media berperan sebagai alat bantu belajar yang bisa digunakan sendiri oleh siswa atas bimbingan guru. dalam pembelajaran media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru dalam memberikan atau menyampaikan pelajaran.
Alat bantu pendidikan ini disusun menggunakan patokan atau berdasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui panca indera. Oleh sebab itu, semakin banyak panca indera yang digunakan untuk menerima sesuatu materi yang diajarkan maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh oleh sasaran pendidikan. Dengan perkataan lain alat bantu ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu obyek, sehingga mempermudah persepsi dari siswa. 
Seseorang atau masyarakat atau target sasaran pendidikan di dalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan. Akan tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang berbeda-beda di dalam membantu persepsi atau pemahaman seseorang. 
Seorang pakar ilmu pendidikan bernama Edgar Dale membagi alat bantu pendidikan tersebut ke dalam 11 macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut di dalam sebuah gambar kerucut yang dinamakan kerucut Edgar Dale. Semakin mengerucut maka akan semakin kecil intensitasnya dalam membantu dan mempermudah persepsi dari masyarakat atau sasaran pendidikan. 11 macam alat pergara pendidikan tersebut yaitu kata-kata, tulisan, rekaman/radio, film, televise, pameran, field trip, demonstrasi, sandiwara, benda tiruan, dan benda asli.

PTK Penjaskes Sepak Bola Kenaikan Pangkat

PTK Penjaskes Sepak Bola Kenaikan Pangkat

Pusing Menyusun Administrasi Pembelajaran?
 
disini Solusinya 081222940294 (SMS / WA)
 
A.    Tempat dan Waktu Penelitian

1.    Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas tentang keterampilan gerak menendang dilaksanakan di SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten ..... SD Negeri .... Kecamatan .... Kabupaten .... terletak ± 30 km sebelah barat Kota ..... Lokasi SD Negeri .... sangat strategis, karena terletak di jalan raya Karanganyar Petanahan. SD Negeri .... terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk sehingga mudah dijangkau oleh para siswanya.
Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penelitian, sarana dan prasarananya cukup tersedia dengan lengkap. Halaman sekolah sangat luas, sehingga sangat mendukung pembelajaran penjaskes. Sebagai sumber data pendukung, perpustakaan telah menyediakan berbagai buku. Sarana olahraga seperti peralatan olahraga, kit atletik, dan lain-lain tersedia cukup lengkap. Lapangan olahraga juga sangat memadai untuk pelaksanaan penelitian tentang keterampilan gerak menendang.

2.    Waktu penelitian
Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian adalah 4 (empat) bulan. Pelaksanaan penelitian ini mulai dari bulan Maret sampai dengan Juni 2013. Kegiatan penelitian meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Kegiatan persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, Pengajuan judul, penyusunan proposal, dan Pengajuan ijin penelitian. Kegiatan pelaksanaan meliputi seminar proposal dan pengumpulan data penelitian. Penyusunan laporan meliputi penulisan laporan dan ujian skripsi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian


B.    Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas V SD Negeri .... Kabupaten .... tahun pelajaran .... yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Siswa kelas V SD Negeri .... mayoritas berasal dari keluarga petani, oleh karena itu sebagian waktunya di rumah digunakan untuk membantu orang tua, sehingga mereka jarang melakukan latihan olahraga selama di rumah. Apalagi yang berhubungan dengan keterampilan gerak menendang sepak bola. Selama ini mereka hanya asal bisa menendang bola saja. Kegiatan olahraga yang mereka lakukan di rumah hanya sebatas permainan saja, tanpa belajar keterampilan gerak menendang sepak bola.


C.    Data dan Sumber Data

Data dan sumber data penelitian ini meliputi jenis dan sumber data. Jenis data yang digunakan meliputi data apa saja yang menjadi fokus penelitian, sedangkan sumber data adalah meliputi dari mana saja data tersebut diperoleh. Jenis data penelitian ini meliputi motivasi belajar siswa tentang keterampilan gerak menendang sepak bola dan keterampilan siswa dalam gerak menendang sepak bola.
Sumber data penelitian diambil dari siswa kelas V, guru, SD Negeri ...., kebiasaan siswa dalam bermain sepak bola, dan dokumen berupa buku-buku sumber yang di antaranya buku mata pelajaran pendidikan jasmani kelas V BSE dan buku-buku lain tentang sepak bola dari perpustakaan.

D.    Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini meliputi wawancara dengan siswa kelas V dan guru, observasi atau pengamatan langsung ke tempat pembelajaran untuk mencatat data tentang kondisi belajar siswa yang meliputi keaktifan, keseriusan, semangat, antusiasme, dan kefokusan siswa terhadap pembelajaran.

E.    Uji Validitas Data

Teknik pengujian validitas data dilakukan dengan triangulasi yang meliputi triangulasi data, metode, teori, dan peneliti Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital.

Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008: 170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan beretika.
Validitas data penelitian tindakan kelas ini diuji dengan menggunakan triangulasi, yaitu:
1.    Hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola dianalisis dengan menggunakan triangulasi, yaitu dengan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2.    Keaktifan siswa dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
3.    Aktifitas guru dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
4.    Penggunaan modifikasi alat bantu dianalisis dengan menggunakan data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
5.    Nilai hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola sebelum tindakan divalidasi dengan triangulasi peneliti.
6.    RPP, silabus, kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.
7.    Emosi siswa divalidasi dengan triangulasi kartu ceria.

F.    Analisis Data
Data penelitian meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil hitung dari statistik deskriptif, misalnya persentase hasil belajar siswa pada satu siklus dengan siklus berikutnya. Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis kritis, yaitu mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru selama proses penerapan tindakan. Hasil analisis tersebut menjadi bahan untuk menyusun rencana perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan). Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran. Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1.    Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat memberi informasi faktual.
2.    Penyajian data
Sebelum dilakukan penyajian data sebelumnya data dianalisis sebagai berikut:
a.    Hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola dianalisis dengan menghitung prestasi pencapaian siklus I dan II.
b.    Keaktifan siswa dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
c.    Aktivitas guru dianalisis kelemahan dan kelebihan guru ketika pembelajaran berlangsung.
d.    Penggunaan modifikasi alat bantu dianalisis kelemahan dan kelebihan siswa ketika pembelajaran berlangsung.
e.    Nilai hasil belajar keterampilan gerak menendang sepak bola sebelum tindakan dianalisis dengan cara membandingkan nilai yang dicapai dengan KKM.
f.    RPP dianalisis dengan analisis isi untuk melihat kesesuaian kompetensi dasar RPP dengan silabus dan kurikulum serta langkah-langkah pembelajarannya.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.
3.    Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

G.    Indikator Kinerja Penelitian
Untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik, yaitu mempertimbangkan kondisi pratindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan dan dapat diukur dengan jelas. Indikator kinerja penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator Kinerja Penelitian


H.    Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut gambar daur penelitian tindakan kelas:


Gambar 6. Daur Penelitian Tindakan Kelas

1.    Siklus I
a.    Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP dibuat dengan skenario yang jelas dan rinci yang relevan dengan tindakan, mempersiapkan media bantu dan alat bantu pembelajaran berupa bola plastik, gawang, dan peluit, dan mempersiapkan lembar pengamatan, serta mempersiapkan alat atau instrumen penilaian.
b.    Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan diawali dengan kegiatan awal yang meliputi peneliti mempersilahkan siswa untuk berbaris, siswa berdo’a, dilanjutkan dengan presensi, peneliti memberikan apersepsi, dorongan kemauan dan semangat, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran, dan peneliti memberi tugas kepada siswa untuk melakukan pemanasan dengan bermain “Berburu Binatang”. Cara bermain permainan Berburu Binatang adalah siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A dan B, kemudian kelompok A dan B mengadakan tos, kelompok yang menang menjadi pemburu/memainkan bola, yang kalah menjadi binatang buruan (sasaran bola). Siswa yang terkena bola, mati dan keluar lapangan. Tujuan permainan ini adalah untuk mengkondisikan siswa dan menggali potensi anak tentang gerakan menendang bola.
Kegiatan inti tindakan siklus I adalah peneliti menjelaskan dan mendemonstrasikan gerakan menendang dengan kaki bagian dalam, kemudian siswa melakukan gerakan menendang bola dengan kaki bagian dalam menggunakan bola plastik, berpasangan.
Peneliti menjelaskan dan memberi contoh gerakan menendang dengan punggung kaki, kemudian siswa melakukan gerakan menendang bola dengan punggung kaki menggunakan bola plastik berpasangan.
Peneliti menjelaskan dan memberi contoh gerakan menghentikan/mengontrol bola dengan kaki, kemudian siswa melakukan gerakan menghentikan/mengontrol bola dengan kaki menggunakan bola plastik berpasangan.
Pada tindakan siklus I, peneliti menerapkan 3 formasi latihan, yaitu formasi latihan I menendang dengan kaki bagian dalam berpasangan, menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki berpasangan, dan mengontrol/menghentikan bola dengan kaki. Formasi latihan II, siswa B menendang dengan kaki bagian dalam ke arah siswa A, siswa A mengontrol dengan kaki, dilanjutkan menendang dengan kaki bagian dalam ke arah X/sasaran, kemudian siswa B lari menuju X untuk menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki ke depan, kemudian siswa A lari ke belakang siswa F, sedangkan siswa B menempati posisi siswa A, dan begitu seterusnya. Formasi latihan III, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk bermain sepak bola dengan kaki bagian dalam.
Selama kegiatan berlangsung, Guru mengawasi siswa, baik pelaku maupun pengamat, Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan, memberikan kesempatan siswa berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara sehat, dan bertanya jawab dengan siswa, membetulkan kesalahan, penguatan, dan kesimpulan.
Pada kegiatan akhir pelaksanaan tindakan, siswa dibariskan kembali untuk melakukan pendinginan (CD), siswa mendengarkan penjelasan tentang materi yang telah disampaikan, Guru mengevaluasi tentang gerakan-gerakan dasar sepak bola, antara lain menendang dengan kaki bagian dalam, dengan punggung kaki, dan gerakan menghentikan/mengontrol bola, dan pembelajaran diakhiri dengan do’a.

c.    Observasi
Dalam pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu, siswa kelas V sudah mulai menampakan ketertarikan terhadap pembelajaran. Siswa yang pada kegiatan pratindakan bermain sendiri, pada siklus I ini mulai berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Peneliti mencatat semua aktifitas siswa, minat siswa, keaktifan siswa, partisipasi siswa, dan keterampilan siswa dalam materi gerak menendang sepak bola dalam lembar pengamatan, sebagai bahan analisis untuk mengambil tindakan selanjutnya.

d.    Refleksi
Minat dan perhatian siswa terhadap materi keterampilan gerak menendang sepak bola diamati, dihitung, dan dicatat siswa yang fokus pada pembelajaran. Pada siklus I siswa yang fokus terhadap pembelajaran tercatat sebanyak 20 siswa (71,4%). Siswa yang telah aktif mengikuti pembelajaran 20 anak (71,4%), demikian juga dengan hasil belajar siswa, siswa yang telah terampil dalam gerak menendang sepak bola dengan kaki bagian dalam dan punggung kaki tercatat 20 anak (71,4%). Meskipun minat, keaktifan dan hasil belajar siswa pada siklus I ini telah meningkat, namun peningkatannya belum seperti yang diharapkan sesuai indikator kinerja penelitian, untuk itu perlu diadakan tindakan berikutnya pada siklus II.
Kegiatan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Formasi pembelajaran dirubah menjadi menendang ke arah sasaran, berbeda dengan siklus I yang menggunakan formasi berpasangan.

2.    Siklus II
a.    Perencanaan Tindakan
Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP yang dibuat dengan skenario yang jelas dan rinci yang relevan dengan tindakan, mempersiapkan media bantu dan alat bantu pembelajaran berupa bola plastik, gawang, dan peluit, dan mempersiapkan lembar pengamatan, serta mempersiapkan alat atau instrumen penilaian.
b.    Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II diawali dengan kegiatan awal. Peneliti menyiapkan siswa untuk berbaris. Siswa berdo’a, dilanjutkan dengan presensi. Peneliti memberikan apersepsi, dorongan kemauan dan semangat, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran.
Peneliti memberi tugas kepada siswa untuk melakukan pemanasan dengan bermain “Berburu Binatang”. Cara bermain permainan Berburu Binatang adalah siswa dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A dan B, kemudian kelompok A dan B mengadakan tos, kelompok yang menang menjadi pemburu/memainkan bola, yang kalah menjadi binatang buruan (sasaran bola). Siswa yang terkena bola, mati dan keluar lapangan. Tujuan permainan ini adalah untuk mengkondisikan siswa dan menggali potensi anak tentang gerakan menendang bola.
Kegiatan inti tindakan siklus II adalah peneliti menjelaskan dan mendemonstrasikan gerakan menendang dengan kaki bagian dalam, kemudian siswa melakukan gerakan menendang bola dengan kaki bagian dalam menggunakan bola plastik, berpasangan, selanjutnya siswa melakukan gerakan menendang bola dengan kaki bagian dalam menggunakan bola plastik ke arah sasaran.
Peneliti menjelaskan gerakan menendang dengan punggung kaki. Siswa melakukan gerakan menendang bola dengan punggung kaki menggunakan bola plastik berpasangan. Siswa melakukan gerakan menendang bola dengan punggung kaki menggunakan bola plastik ke arah sasaran yang lebih tinggi. Siswa melakukan gerakan menendang dengan kaki bagian dalam menggunakan bola nomor 4, berpasangan. Siswa melakukan gerakan menendang dengan kaki bagian dalam menggunakan bola nomor 4, ke arah sasaran. Siswa melakukan gerakan menendang dengan punggung kaki menggunakan bola nomor 4, berpasangan. Siswa melakukan gerakan menendang dengan punggung kaki menggunakan bola nomor 4, ke arah sasaran yang lebih tinggi.
Peneliti menjelaskan dan memberi contoh gerakan menghentikan atau mengontrol bola dengan kaki. Siswa melakukan gerakan menghentikan atau mengontrol bola dengan kaki menggunakan bola nomor 4 secara berpasangan.
Pada tindakan siklus II, peneliti menerapkan 3 formasi latihan, yaitu formasi latihan I menendang dengan kaki bagian dalam berpasangan, menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki berpasangan, dan mengontrol/menghentikan bola dengan kaki. Formasi latihan II, siswa B menendang dengan kaki bagian dalam ke arah siswa A, siswa A mengontrol dengan kaki, dilanjutkan menendang dengan kaki bagian dalam ke arah X, kemudian siswa B lari menuju X untuk menendang dengan punggung kaki/kura-kura kaki ke depan, kemudian siswa A lari ke belakang F, sedangkan siswa B menempati posisi A, dan begitu seterusnya. Formasi latihan III, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk bermain sepak bola dengan kaki bagian dalam.
Selama kegiatan berlangsung, Guru mengawasi siswa, baik pelaku maupun pengamat, Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan, memberikan kesempatan siswa berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, bertindak tanpa rasa takut, memfasilitasi siswa untuk berkompetisi secara sehat, dan bertanya jawab dengan siswa, membetulkan kesalahan, penguatan, dan kesimpulan.
Pada kegiatan akhir pelaksanaan tindakan, siswa dibariskan kembali untuk melakukan pendinginan (CD), siswa mendengarkan penjelasan tentang materi yang telah disampaikan, Guru mengevaluasi tentang gerakan-gerakan dasar sepak bola, antara lain menendang dengan kaki bagian dalam, dengan punggung kaki, dan gerakan menghentikan/mengontrol bola, dan pembelajaran diakhiri dengan do’a.

c.    Observasi
Pada siklus II ini, pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu, siswa menunjukkan minat dan ketertarikan terhadap pembelajaran yang sangat tinggi. Formasi latihan menendang ke arah sasaran berefek positif terhadap minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sudah tidak ada siswa yang bermain sendiri, semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Peneliti mencatat semua aktifitas siswa, minat siswa, keaktifan siswa, partisipasi siswa, dan keterampilan siswa dalam materi gerak menendang sepak bola dalam lembar pengamatan.
d.    Refleksi
Minat, keaktifan, dan keterampilan siswa terhadap materi keterampilan gerak menendang sepak bola diamati, dihitung, dan dicatat sebagai data penelitian. Pada siklus II, seluruh siswa yang berjumlah 28 anak, telah menunjukkan minat yang tinggi terhadap pembelajaran (100%). Selain itu, seluruh siswa juga telah aktif mengikuti pembelajaran (100%), demikian juga dengan hasil belajar siswa, tingkat ketuntasan telah mencapai 100% atau dengan kata lain seluruh siswa yang berjumlah 28 anak telah tuntas semua. Dengan demikian indikator kinerja penelitian telah tercapai, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.