Senin, 05 Juni 2017

JUDUL PTK PKN SMP KELAS VIII

JUDUL PTK PKN SMP KELAS VIII

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK


HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
 

B. Rambu-Rambu Pembelajaran PKn

1. Pendekatan Pembelajaran PKn
Pembelajaran dalam pelajaran PKn merupakan proses dan upaya membelajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk mengembangkan kecerdasan, keterampilan, dan karakter. Pendekatan pembelajaran kontekstual dapat diwujudkan antara lain: (1) kooperatif (2) penemuan (3) inkuiri (4) interaktif (5) eksploratif (6) berpikir kritis (7) pemecahan masalah. Metode-metode pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan secara bervariasi di dalam atau di luar kelas dengan memperhatikan ketersediaan sumber belajar. Guru dengan persetujuan kepala sekolah dapat membawa siswa menemui tokoh masyarakat dan pejabat setempat ke sekolah untuk memberiikan informasi yang relevan dengan materi yang sedang dibahas dalam kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2004: 158)
2.    Strategi pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL
Pembelajaran PKn dengan pendekatan CTL dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) kembangkan pemikiran bahwa anak dapat belajar lebih bermakna dengan cara mereka sendiri (2) laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topic (3) kembangkan sifat rasa ingin tahu melalui bertanya (4) Ciptakan masyarakat belajar dalam kelompok-kelompok (5) hadirkan model sebagai contoh pembelajaran (6) lakukan refleksi di akhir pertemuan (7) lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Depdiknas, 2003:10). PTK Pkn Terbaru.
Adapun komponen-komponen pembelajaran menggunakan CTL, yaitu:
a.    Konstruktivisme, bahwa manusia harus mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan memberi makna dalam kehidupannya.
b.    Inquiri, pengetahuan yang diperoleh siswa diharapkan bukan mengingat seperangkat fakta akan tetapi hasil dari menemukan sendiri
c.    Questioning, bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa bertanya merupakan proses inkuiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.
d.    Learning community atau belajar kelompok. Dalam kelas CTL guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok belajar.
e.    Modeling (pemodelan) pengetahuan dan ketarampilan siswa dapat diperoleh dari model yang bisa ditiru.
f.    Reflection (refleksi). Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari siswa sebagai proses rivew terhadap apa yang baru saja dipelajari siswa
g.    Authentic assessment (penilaian yang sebenarnya), merupakan pengumpalan berbagai data yang dapat menggambarkan perkembangan siswa dalam belajar. Dalam authentic assessment penilaian bukan hanya hasil akan tetapi hasil dan prosesnya.
3.    Metode Role Playing dalam pembelajaran PKn
Robert Gilstrap memasukan role playing (bermain peran ) sebagai bagian dari simulasi, karena dalam simulasi terdapat permainan peran yang harus dilaksanakan peserta. Bermain peran merupakan simulasi tingkah laku dari orang yang diperankan ( Arifin dkk 1980:29). Paradigma baru dalam KTSP disarankan menerapkan metode kooperatif, interaktif, eksploratif, inkuiri, kritis, dan pemecahan masalah (Depdiknas, 2007:124).
Metode role playing merupakan salah satu alternative yang dapat dicobakan untuk mendesain pembelajaran PKn yang berbasis CTL. Metode role playing cukup efektif untuk menerapkan tujuh komponen CTL tersebut. Dengan role playing siswa dihadapkan pada praktek pemecahan masalah terhadap masalah-masalah publik yang sedang actual saat ini. Dengan demikian siswa dilatih berpikir kritis, berani menyampaikan pendapat, berargumentasi, berekspresi, sharing dengan siswa lain, dan menghargai pendapat, tidak memaksakan kehendak, serta berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan. Dengan menerapkan metode role playing diharapkan dapat mengembangkan budaya demokrasi pada siswa.
George Shaftel (1980:30) menyarankan Sembilan tahapan role playing yaitu: (1) tahap persiapan (2) tahap pemilihan peserta (3) mengatur tempat main (4) mempersiapkan pengamat (5) mencobakan permainan (6) diskusi dan evaluasi (7) mengulang permainan (8) pengungkapan pengalaman (9) generalisasi.
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar