Contoh PTK PKN Kelas VI
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi manusia dalam
kegiatan sehari-hari, karena pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan manusia dalam seluruh aspek kehidupan. Manusia tumbuh dan
berkembang melalui belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar banyak faktor
yang menentukan keberhasilan belajar.
Keberhasilan belajar tidak terlepas dari peran guru dalam proses
pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran guru menjadi peran utama
dalam menciptakan situasi yang edukatif, yaitu interaksi antara guru dan
siswa, siswa dengan siswa, dan dengan sumber pembelajaran dalam
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk terwujudnya proses
pembelajaran seperti itu sudah barang tentu menuntut adanya upaya guru
untuk mengaktualisasikan kompetensinya secara profesional, utamanya dalam
aspek metodologis.
Berdasarkan hal semacam itu peneliti menyadari sepenuhnya masalah-
masalah yang selalu muncul dalam kegiatan pembelajaran. Kadang-kadang
guru merasa bingung dalam menentukan model pembelajaran atau metode
mengajar apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Harapan
untuk memiliki siswa yang taqwa, cerdas dan terampil, serta aktif dan kreatif,
sehingga hasil yang memuaskan pada setiap tes kadang tidak tercapai.
Kenyataan yang dijumpai malah sebaliknya. Siswa kurang aktif dalam
pembelajaran, kurang bersemangat dalam menerima pelajaran, serta kurang
percaya diri dalam menjawab pertanyaan dari guru, sehingga mengakibatkan
hasil prestasi yang rendah dan mengecewakan. Itu menandakan bahwa
pembelajaran dapat dikatakan belum berhasil.
Setiap guru menghendaki agar agar siswanya berhasil dalam
3
Selama proses pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang masih
terlihat bingung dan tidak dapat menerima pelajaran dengan baik. Berulang
kali guru menjelaskan namun hanya ada beberapa siswa yang mau
mengajukan pertanyaan.
1. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan hal kasus pembelajaran di atas maka penulis
minta bantuan kepada supervisor dan teman sejawat untuk berdiskusi
mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari
hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi selama
pembelajaran, yaitu :
1. Rendahnya minat belajar siswa.
2. Rendahnya tingkat penguasaan materi .
3. Siswa kurang aktif bertanya.
4. Rendahnya hasil belajar siswa.
2. Analisis Masalah
Melalui refleksi diri dan diskusi dengan supervisor dan teman sejawat
dapat diketahui bahwa kemungkinan penyebab rendahnya minat belajar siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dan rendahnya tingkat penguasaan
materi terhadap materi yang diajarkan sehingga mengakibatkan rendahnya
hasil belajar siswa adalah :
1. Penjelasan guru dirasa terlalu cepat.
2. Media pembelajaran kurang menarik bagi siswa.
3. Metode yang digunakan kurang tepat.
4. Siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajar
B. Rumusan Masalah
PAKEM atau Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan, pertama kali diperkenalkan menyertai program Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) yang dikembangkan UNICEF-UNESCO-Pemerintah
4
RI (Kompas, 8 Desember 2003). PAKEM adalah pembelajaran yang membuat
siswa aktif dan kreatif sehingga menjadi efektif tetapi tetap menyenangkan.
Model ini dikembangkan untuk menciptakan situasi pembelajaran yang
dialami para siswa lebih menggairahkan dan memotivasi siswa untuk
melakukan kegiatan belajar secara aktif yang pada akhirnya mencapai hasil
belajar yang optimal. Dimaksudkan bahwa proses pembelajaran tersebut.
Pembelajaran aktif menuntut siswa dan guru secara aktif melakukan tugas dan
fungsinya masing-masing. Guru secara aktif merancang dan mengkondisikan
siswanya untuk belajar, bahkan berupaya memfasilitasi kebutuhan siswa
dalam melaksanakan kegiatan belajarnya. Sementara siswa aktif melakukan
tugasnya sebagai pelajar untuk belajar.
Bentuk aktifitas yang dilakukan siswa bukan hanya aktifitas fisik tetapi
dan terutama aktifitas mental, karena inti dari kegiatan belajar adalah adanya
aktifitas mental. Tanpa keterlibatan mental dalam suatu aktifitas yang
dilakukan siswa maka tidak akan pernah terjadi proses belajar di dalam
dirinya. Pembelajaran aktif ini merupakan respon terhadap pembelajaran yang
selama ini bersifat pasif, dimana para siswa hanya menerima informasi dari
gurunya melalui metode ceramah.
Pembelajaran yang kreatif dimaksudkan pembelajaran yang beragam,
sehingga mampu mengakomodir gaya belajar dan tingkat kemampuan belajar
siswa yang bervariasi. Disisi lain pembelajaran kreatif juga dapat diartikan
sebagai pembelajaran yang mampu menstimulasi daya imajinasi siswa untuk
menghasilkan sesuatu. Dalam pembelajaran kreatif, peran guru bukan sebagai
penyampai informasi/materi yang sudah siap “dicerna” oleh siswa, tetapi lebih
pada sebagai stimulator ide yang mendorong pikiran dan imajinasi siswa
muncul dan terealisasi melalui kegiatan belajar. Pembelajaran kreatif juga
diartikan sebagai pembelajaran yang mendorong para siswanya menjadi
kreatif, yaitu lancar, luwes, dan orisinil.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu “membawa”
para siswanya menguasai kemampuan yang diharapkan di akhir proses
5
pembelajaran. Keefektifan pembelajaran dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari
sisi guru yang melaksanakan pembelajaran, dan dari sisi siswa yang belajar.
Dilihat dari sisi guru, pembelajaran dikatakan efektif apabila pembelajaran
mampu menstimulasi aktifitas siswa secara optimal untuk melakukan kegiatan
belajar dan seluruh atau sebagian besar aktifitas yang direncanakan dapat
terlaksana. Sementara bila dilihat dari sisi siswa, pembelajaran dikatakan
efektif apabila pembelajaran tersebut dapat mendorong siswa untuk
melakukan berbagai kegiatan belajar secara aktif, dan di akhir pembelajaran
para siswa mampu menguasai seluruh atau sebagai besar tujuan pembelajaran
yang ditetapkan, dan penguasaan pengetahuan tersebut dapat bertahan dalam
waktu yang relatif lama.
Sebagai sebuah profesi yang professional, maka semua tindakan yang
dilakukan guru harus didasarkan pada kerangka teori dan kerangka pikir yang
jelas. Demikian juga dengan pilihan untuk memilih dan memanfaatkan
pendekatan PAKEM, harus didasari pada suatu rasional mengapa kita memilih
dan menggunakan pendekatan tersebut. Berkenaan dengan hal ini perlu
dikemukakan sejumlah alasan dan dasar teoritik sekaligus landasan filosofis
dikembangkannya pendekatan PAKEM.
Salah satu perkembangan teori pembelajaran yang mendasari
munculnya pendekatan PAKEM adalah terjadinya pergeseran paradigma
proses belajar mengajar, yaitu dari konsep pengajaran menjadi pembelajaran
yang berimplikasi kepada peran yang harus dilakukan guru yang tadinya
mengajar menjadi membelajarkan. Konsep pembelajaran yang merupakan
terjemahan dari kata instructional pada dasarnya telah lama dikenal di
Indonesia, yaitu sejak tahun 1975, yang tergambar dalam rumusan tujuan yang
harus dibuat guru, yaitu rumusan tujuan instruksional khusus. Namun
implementasi dari konsep pembelajaran di dalam kelas belum juga terjadi
secara sesungguhnya.
Dalam konsep pengajaran peran yang paling dominan ada pada guru,
yaitu sebagai pengajar yang melaksanakan tugasnya mengajar. Dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar