Rabu, 01 Maret 2017

(PTK) PKn LENGKAP (BAB I, II, III, IV dan V Serta Contoh Lampiran)

 (PTK) PKn LENGKAP (BAB I, II, III, IV dan V Serta Contoh Lampiran)

JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK

HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306

Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang diberi judul “EFEKTIVITAS UPAYA PENERAPAN METODE TANYA JAWAB DENGAN VARIASI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-A SMPN 1 CADASARI dalam bahan ajar Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara)”                                  
Tujuan penyusunan laporan PTK ini adalah untuk memberikan informasi beberapa temuan yang telah diperoleh sehingga dapat dijadikan bahan kajian rekan-rekan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran PKn, khususnya dalam materi “Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan  terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut aktif dalam pelaksanaan PTK dan dalam penyusunan laporan ini. Semoga kebaikannya dapat diterima sebagai amal kebaikan di sisi Allah SWT.
Penulis menyadari bahan PTK ini masih memiliki bebagai kekurangan. Namun demikian, penulis mengharapkan semoga laporan PTK ini memiliki manfaat yang sebesar-besarnya.

Pandeglang,                           2007

Peneliti,



Aina Mulyana, S.Pd 
NIP. 132 257 658


DAFTAR ISI
                                                                       


hal
LEMBARAN PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
ABSTRAK
iv
BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
1

B. Permasalahan
2

C. Rumusan Masalah
2

D. Tujuan Penelitian
2

E. Manfaat Penelitian
3

F. Sistematika Penulisan
3
BAB II
LANDASAN TEORI


A. Hakekat Pembelajaran
4

B. Hakekat Metode Tanya Jawab
14

C. Hipotesis Tindakan
17
BAB III
METODELOGI PENELITIAN


A. Setting Penelitian
18

B. Persiapan penelitian
18

C. Siklus Penelitian
19

D. Teknik Pengumpulan Data
20

E. Teknik Analisis Data
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Siklus 1
23

B. Siklus 2
27

C. Siklus 3
32
BAB V
KESIMPULAN


A. Simpulan
36

B. Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
39






















ABSTRAK


AINA MULYANA, S.PD
EFEKTIVITAS UPAYA PENERAPAN STIMULUS “MEMBUAT KARANGAN” DAN “MENGGAMBAR” DENGAN METODE TANYA JAWAB  TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-A SMPN 1 CADASARI dalam bahan ajar Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara)


Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prosentase ketercapaian atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diperioleh siswa kelas VIIIA SMPN 1 Cadasari. Dari jumlah siswa 36 orang yang mengikuti post tes pada bahan ajar Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara dengan pembelajaran model Cooperatif Leraning, hanya 17 orang yang dapat dinyatakan lulus (47,22%) dan sisanya sekitar 19 orang dinyatakan belum lulus (52,78%). Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar dalam bahan ajar tersebut dapat dinyatakan belum tuntas. Ketidaktuntasan tersebut terlihat dari bukti prosentase kelulusan seluruh siswa hanya mencapai 47,22%. Prosentase tersebut jauh dari prosentase ideal antara 80% - 100%. Bahkan prosentase kelulusan tersebut ternyata lebih kecil daripada prosentase ketidaklulusan. Oleh karena itu, untuk kasus tersebut perlu diadakan remedial klasikal. Proses remedial klasikal dalam kasus ini penulis lakukan melalui kegiatan penelitian tindakan kelas.
Rumusan permasalahan penelitian ini adalah: “Bagaimana efektivitas upaya penerapan Metode Tanya Jawab dengan variasi media pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn khusus dalam materi Ideologi Pancasila  pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Cadasari, Pandeglang.”
Adapun tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) untuk mengetahui penerapan Metode Tanya Jawab  dengan variasi media pembelajaran dalam pembelajaran PKn; dan (2) untuk mengetahui efektivitas penerapan Metode Tanya Jawab  dengan variasi media pembelajaran dalam pembelajaran PKn terhadap peningkatan hasil belajar siswa;
Hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam 3 siklus penelitian dapat disimpulkan:
1.      Selama berlangsung PTK, upaya penerapan metode Tanya Jawab  dangan variasi media pembelajaran telah dikelola dengan baik.
2.      Kegiatan pembelajaran dengan metode Tanya Jawab  dengan variasi media yang dikelola dengan baik ternyata cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa
3.      Media pembelajaran membuat karangan dan menggambar yang divariasikan dengan Metode Tanya Jawab ternyata cukup efektif untuk menyampaikan materi Pancasila sebagai Dasar Negara dan sebagai Ideologi Negara.
4.      Hipotesis tindakan yang menyatakan “apabila upaya penerapan metode Tanya Jawab  dangan variasi media pembelajaran dapat berjalan efekltif, maka hasil belajar siswa akan meningkat” dapat diterima.

Kata Kunci: Upaya, stimulus, dan Metode Tanya Jawab

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Tugas seorang  guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan mengembangkan model pembelajaran.
Dalam mengembangkan  model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan  yang  ingin dicapai dapat terwujud.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, khususnya dalam pembelajaran PKn di daerah-daerah yang sumber daya manusianya masih kurang, guru mengalamai kesulitan dalam mengembangkan model pembeajaran Cooperatif Learning. Ini pun terjadi di SMPN 1 Cadasari pada kelas VIII A dari jumlah siswa 36 orang yang mengikuti post tes pada materi Ideologi Pancasila dengan pembelajaran model Cooperatif Leraning, hanya 17 orang yang dapat dinyatakan lulus (47,22%) dan sisanya sekitar 19 orang dinyatakan belum lulus (52,78%). (Data selangkapnya dapat dilihat pada tabel di lampiran).
Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar PKn pada kelas VIIIA materi Ideologi Pancasila dapat dinyatakan belum tuntas. Ketidaktuntasan tersebut terlihat dari bukti prosentase kelulusan seluruh siswa hanya mencapai 47,22%. Prosentase tersebut jauh dari prosentase ideal antara 80% - 100%. Bahkan prosentase kelulusan tersebut ternyata lebih kecil daripada prosentase ketidaklulusan. Oleh karena itu, untuk kasus tersebut perlu diadakan remedial klasikal. Proses remedial klasikal dalam kasus ini penulis lakukan melalui kegiatan penelitian tindakan kelas.
Dalam rangka meningkatan prosentase kelulusan atau hasil belajar siswa kelas VIIIA tersebut, tentunya guru  dituntut merancang model pembelajaran yang lebih tepat serta penerapan media pembelajaran yang variatif. Berdasarkan kenyataan itulah penulis (guru) mencoba mengadakan PTK melalui penerapan model pembelajarn questioning dengan berbagai variasi media pembelajaran.

B. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah:
1.      Hasil pembelajaran materi Ideologi Pancasila dalam mata pelajaran PKn Kelas VIII A SMPN 1 Cadasari  dengan model pembelajaran Cooperatif Learning masih kurang memuaskan.
2.      Terdapat banyak factor yang menyebabkan hasil belajar kurang optimal. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktepataan penggunaan model Cooperatif Learining dalam pembelajaran materi Ideologi Pancasila pada kelas VIII A SMPN 1 Cadasari.
3.      Perlu adanya model pembelajaran lain yang digunakan untuk peningkatan hasil belajaran PKn dalam materi Ideologi Pancasila di kelas VIII A SMPN 1 Cadasari, yang salah satunya adalah penerapan Metode Tanya Jawab dengan variasi media pembelajaran.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
“Bagaimana efektivitas upaya penerapan Metode Tanya Jawab dengan variasi media pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn khusus dalam materi Ideologi Pancasila  pada siswa kelas VIII A SMPN 1 Cadasari”

D. Tujuan Penelitian
Tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:
(1) untuk mengetahui penerapan Metode Tanya Jawab  dengan variasi media pembelajaran dalam pembelajaran PKn.
(2) untuk mengetahui efektivitas penerapan Metode Tanya Jawab  dengan variasi media pembelajaran dalam pembelajaran PKn terhadap peningkatan hasil belajar siswa;

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas  ini adalah:
(1) sebagai bahan pertimbangan atau masukan penulis dalam penyusunan strategi (penerapan metode, model dan langkah-langkah) pembelajaran PKn selanjutnya;
(2) diharapkan dapat dijadikan masukan bagi instansi pemerintah, cq Dinas Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan; dan
(3) semoga dapat memberikan sumbang saran yang positif bagi para guru-guru PKn di lapangan.

E.   Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:
Bab I      Pendahuluan, berisi rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
Bab II     Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan, berisi ulasan singkat berdasarkan teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dan pengajuan hipotesis tindakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian.
Bab III   Metode Penelitian, berisi seeting penelitian, persiapan penelitian, siklus penelitian,teknik pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV   Hasil Penelitian, berisi data laparangan dan hasil analisis yang diperoleh pada tiap siklus penelitian
Bab V     Simpulan dan Saran.

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.  Hakekat Pembelajaran
1)      Pengertian Pembelajaran

Pembicaraan tentang pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. Secara singkat hubungan keduanya dapat dipahami sebagai berikut: pembelajaran merupakan wujud pelaksanaan (implementasi) kurikulum., atau pembelajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya.

   Munandir (2000:255) memberikan batasan mengenai pembelajaran sebagai berikut: “Pembelajaran ialah hal membelajarkan, yang artinya mengacu ke segala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut.

Selanjuntnya Gagne dalam Munandir (2000:256) menjelaskan bahwa:

 “Pembelajaran tersusun atas seperangkat peristiwa (event) yang ada di luar diri si belajar, diatur untuk maksud mendukung proses belajar yang terjadi dalam diri si belajar tadi. Peristiwa-peristiwa pembelajaran itu adalah: (1) menarik (membangkitkan) perhatian, (ii) memberitahukan tujuan belajar, (iii) mengingat kembali hasil belajar prasyarat (apa yang dipelajari), (iv) menyajikan stimulus, (v) memberikan bimbingan belajar, (vi) memunculkan perbuatan (kinerja) belajar, (vii) memberikan balikan (feedback), (viii) menilai kinerja belajar, dan meningkatkan retensi dan transfer.”


   Berdasarkan hal tersebut, terkandung pengertian bahwa pembelajaran bisa berlangsung tanpa kehadiran guru. Kalaupun guru hadir, ia bukan seorang “penyampai bahan”, atau “penyaji materi”, melainkan sekedar media, guru adalah media, dan ia salah satu saja dari media pembelajaran. Pembelajaran tanpa seorang guru mengasumsikan kemandirian dan otoaktivitas siswa selaku pebelajar. Selanjutnya Depdiknas (2002:9) memberikan definisi pembelajaran sebagai berikut:

   “Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.  Dengan demikian, jika pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, maka berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Sebaliknya jika pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangkaian upaya atau kegitan guru dalam rangka membuat siswa belajar.


Berdasarkan analisis teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran  adalah suatu sistem atau proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka  menghasilkan terjadinya peristiwa belajar pada diri siswa untuk  mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.


2)      Perencanaan Pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, langkah awal yang dilakukan guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara tertulis yang dituangkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus pada hakekatnya adalah rencana pembelajaran pada  suatu kelompok mata pelajaran yang merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam buku Panduan Penyusunan KTSP BNSP (2006:14), sebagai berikut:

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Berdasarkan uraian di atas komponen silabus harus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Dalam menyusun silabus guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. BNSP (2006:10-11) telah menetapkan penyusunan silabus, yakni:
1)      Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2)      Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3)      Sistematis
Komponen-komponen silabus  saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4)      Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5)      Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6)      Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7)      Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8)      Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

Adapun langkah-langkah pengembangan atau penyusunan silabus, adalah:
1.      Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan  memperhatikan hal-hal berikut:
a.       urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b.      keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c.       keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.
2.      Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a.       potensi peserta didik;
b.      relevansi dengan karakteristik daerah,
c.       tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
d.      kebermanfaatan bagi peserta didik;
e.       struktur keilmuan;
f.       aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g.      relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
h.      alokasi waktu.

3.      Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,  dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.  Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. 
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.  Kegiatan pembelajaran  disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b.      Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c.       Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
b        Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
4.      Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
5.      Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a.       Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b.      Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c.       Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
d.      Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
e.       Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6.      Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.  Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7.      Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Berikut contoh format pengembangan silbaus:

SILABUS

Nama Sekolah             :
Mata Pelajaran            :
Kelas/semester            :
Standar Kompetensi   :
Alokasi Waktu            :
Kompetensi Dasar    

Materi Pokok/ Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Bentuk
Instrumen












Selain membuat silabus guru wajib membuat Rencana Pelaksnaan Pembelajaran. RPP pada hakikatnya adalah proyeksi tentang apa yang harus dilakukan guru pada waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran, tidak lain adalah perbuatan atau tingkah laku mengajar. Perbuatan mengajar dalam hal ini guru melaksanakan menentukan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi siswa secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Dengan demikian RPP sesungguhnya merupakan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Buku Panduan Penyususanan RPP (BNSP,2006), sebagai berikut:

RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

 

Menurut Buku Panduan Penyusunan RPP dari BNSP, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk satu Kompetensi Dasar.  Artinya, satu kompetensi dasar minimal memiliki satu RPP. Adapun langkah-langkah dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (BNSP, 2006) adalah sebagai berikut:

A.    Mencantumkan identitas
Pada bagian ini harus mencantumkan nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan alokasi waktu
B.     Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran berisi  penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan.
C.     Mencantumkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran  adalah  materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.
D.    Mencantumkan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.


E.     Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.  
F.      Mencantumkan  Sumber Belajar
Pemilihan  sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.  Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya,  sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.
G.    Mencantumkan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat ituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan  teknik  tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.


Di bawah ini diberikan contoh  Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai berikut

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SMP/MTs.                : ...................................
Mata Pelajaran        : ...................................
Kelas/Semester       : ...................................
Standar Kompetensi: ...................................
Kompetensi Dasar  : ...................................
Indikator                 :  ...................................
Alokasi Waktu        : ..... x  40 menit (…  pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran  
B. Materi Pembelajaran   
C. Metode Pembelajaran 
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
                  Pertemuan 1
      Pertemuan  2
      dst
E. Sumber Belajar           
F. Penilaian                     
3)      Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran pada umum terbagi atas tiga komponen, yakni kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan inti atau pokok dan  kegiatan akhir atau penutup. Uraian selengkapnya langkah-langkah dari ketiga komponen tersebut adalah:

1)      Kegiatan Awal
Kegiatan yang dilakukan pada awal kegiatan belajar mengajar adalah:
(a)          mengondisikan belajar siswa; dan
(b)         perkenalan dengan siswa dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada siswa agar dalam pelaksanaan kegiatan berlangsung lebih akrab.
(c)          Apersepsi yakni kegiatan penghubung antara pelajaran yang telah disampaikan dengan pelajaran yang akan disampaikan
2)      Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti guru akan menerapkan model-model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan pendekatan yang digunakan.
3)      Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir merupakan tindak lanjut kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu, sebagai akhir pelaksanaan kegiatan belajar pembelajaran adalah memberikan tindak lanjut belajar siswa.

   Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah pelaksanaan kegiatan membelajarkan siswa agar mereka mampu memahami materi pelajaran, baik yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung sehingga tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar dapat dikuasai oleh siswa.


4)      Penilaian Pembelajaran

Penilaian dalam pembelajaran merupakan umpan balik hasil kegiatan pembelajaran dalam rangka perbaikan setiap komponen program pembelajaran. Melalui hasil penilaian, guru dapat mengukur keberhasilan penyususnan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran/program pembelajaran. Uraian ini diperkuat oleh penjelasan berikut:

Penilaian dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur tercapai-tidaknya tujuan pengajaran. Melalui penilaian dapat ditetapkan apakah proses tersebut berhasil atau tidak. Kalau berhasil, guru dapat melanjutkan bahan pengajaran pada minggu atau pertemuan berikutnya, tetapi kalau belum berhasil bahan yang telah diberikan perlu pengulangan atau pemahaman kembali sampai siswa dapat menguasainya.

Selanjutnya, Hidayat (1995:13) menjelaskan, bahwa “siswa dikatakan telah berhasil dalam penilaian jika mencapai taraf penguasaan minimal 75% dari tujuan yang ingin dicapai”. Taraf penguasaan minimal yang dimaksud Hidayat sebenarnya sama dengan ketentuan BNSP tentang perlu adanya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Dalam penilaian yang disajikan pada akhir kegiatan pembelajaran terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu prosedur penilaian dan alat penilaian. “Prosedur penilaian artinya penetapan bagaimana cara penilaian akan dilakukan. Apakah secara lisan, tertulis, atau tindakan. Sedangkan alat penilaian berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa” (Sudjana, 1996:65). Selanjutnya, dalam penyusunan pertanyaan dijelaskan sebagai berikut.

a.       Isi pertanyaan harus betul-betul mengungkapkan makna yang terdapat dalam rumusan tujuan instruksional khusus.
b.      Kata-kata operasional yang digunakan sebagai titik-tolak rumusan pertanyaan.
c.       Setiap pertanyaan yang diajukan harus mempunyai jawaban yang pasti sehingga dijadikan pegangan dalam menetapkan tercapai-tidaknya tujuan instruksional khusus.
d.      Banyaknya pertanyaan sekuranng-kurangnya sama dengan banyaknya tujuan instruksional khusus.
e.       Rumusan pertanyaan harus jelas, tegas, dan dalam bahasa yang sudah dipahami maknanya oleh para siswa sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda diantara siswa (Sudjana, 1996:65).

Sejalan dengan uraian di atas, Hidayat (1995:92) menjelaskan, bahwa langkah-langkah dalam menyusun penilaian adalah:
a.       menentukan jenis tes yang sesuai dengan TPK, misalnya:
(a)          tes tertulis;
(b)         tes lisan; dan
(c)          tes perbuatan.
Jenis tes yang dipilih haruslah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Misalnya, tujuan “Siswa dapat melakukan perintah lisan dengan tepat” tentu tidak dapat diukur dengan tes lisan atau tertulis tetapi harus dengan tes perbuatan.
b.      menyusun pertanyaan atau item tes sesuai dengan jenis dan bentuk tes yang dipilih.

Berkenaan dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian pembelajaran adalah umpan balik hasil kegiatan pembelajaran dalam rangka perbaikan setiap komponen program pembelajaran, disusun dengan memperhatikan prosedur dan alat penilaian berdasarkan langkah-langkah penyusun yang telah ditetapkan.

 

B.  Hakekat Metode Tanya Jawab

1. Pengertian Metode Tanya Jawab
Adapun yang dimaskud metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,  siswa kepada guru, atau dari siswa kepada siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudirman (1987:120) yang mengartikan  bahwa:
“metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,  tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.”

Lebih lanjut dijelaskan  pula oleh Sudirman (1987:119)  menyatakan bahwa metode tanya jawab ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode Tanya Jawab  adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan dengan mengedepankan pertanyaan-pertanyaan baik yang dibuat oleh siswa sendiri maupun oleh guru yang bertujuan mengarahkan siswa untuk memahami materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

2. Manfaat Penggunaan  Metode Tanya Jawab
Penggunaan metode Tanya Jawab dengan baik dan tepat,  akan dapat merangsang minat dan motivasi siswa dalam belajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode Tanya Jawab  adalah:
1)      Materi menarik dan menantang serta memiliki nilai aplikasi tinggi.
2)      Pertanyaan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka (pertanyaan  dengan banyak kemungkinan jawaban).
3)      Jawaban pertanyaan itu diperoleh dari penyempurnaan jawaban-jawaban siswa.
4)      Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik. (Depdikbud, 1996:26).
Adapun manfaat penerapan metode Tanya Jawab  dalam sebuah pembelajaran yang produktif menurut buku Panduan CTL Direktirat PLP adalah, untuk
a)      menggali informasi, baik administrasi maupun akademis
b)      mengecek pemahaman siswa
c)      membangkitkan respon kepada siswa
d)     mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa
e)      mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siwa
f)       menfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
g)      untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

3. Langkah-langkah Penerapan Metode Tanya Jawab
Beberapa model penerapan metode Tanya Jawab  yang akan dikembangkan dalam PTK ini  adalah:
1.      Model  “Pertanyaan Siswa” (Modifikasi model dari Siberman, 2002)
Langkah-langkah (syntak) dalam pengembangan model ini adalah:
a)      Bagikan potongan kertas atau semacam kartu kepada siswa
b)      Minta kepada siswa menulis identitasnya dan membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dibahas.
c)      Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain di sampingnya (biasanya teman sebangku)
d)     Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi nilai 100), serta memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan memberi tanda silang (x) apabila pertanyaan tersebut tidak perlu dibahas. 
e)      Kembalikan potongan  kertas tersebut kepada siswa yang membuat pertanyaan. Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari temannya (jawaban betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap pertanyaan siswa yang mendapat tanda cek (v) diminta untuk dibacakan secara keras.
f)       Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun terlebih dahulu harus memberikan kesempatan kepada siswa yang untuk menjawabnya (terutama kepada siswa yang membuat pertanyaan)
g)      Buat rangkuman

2.      Model membuat pertanyaan (modifikasi dari model Siberman, 2002)
Langkah-langkah dalam pengembangan model ini adalah:
a)      Bagi siswa dalam beberapa 6 kelompok
b)      Cek kesiapan siswa, setiap kelompok harus memiliki buku teks pegangan, apabila tidak guru dapat mempersiapkannya dengan memberikan hasil foto copy atau rangkuman yang dibuat guru sendiri.
c)      Perintahkan kepada setiap kelompok untuk membuat 5 pertanyaan dan sekaligus jawaban sesuai dengan materi atau pokok bahasan yang sedang dibahas. (Materi bahasan atau tugas setiap kelompok berbeda),
d)     Adakan kegiatan kuis yang bertindak sebagai juri adalah kelompok tertentu yang pertanyaan akan dibacakan, sedangkan kelompok lain sebagai peserta atau yang menjawab pertanyaan. Setiap kelompok yang dapat menjawab pertanyaan diberi nilai 100. 
e)      Lakukan secara bergiliran sampai setiap kelompok mendapat giliran sebagai juri.
f)       Buatlah kesimpulan hasil diskusi
Metode Tanya Jawab seperti di atas akan penulis coba praktekkan dengan menggunakan bantuan media pembelajaran seperti buku paket, LKS, gambar, guntingan kasus baik dari koran maupun  majalah, potongan kertas, dan berbagai media lainnya yang dipandang perlu dan tersedia. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran dalam prakteknya tentunya mungkin tidak selalu sama dengan langkah-langkah umum seperti yang telang dikemukakan di atas. Hal ini akan disesuaikan berdasarkan hasil refleksi antara peneliti dengan mitra peneliti setelah siklus penelitian dimulai.

C.  Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara berupa tindakan (action) atas rumusan permasalahan yang ditetapkan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas.
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila upaya penerapan metode Tanya Jawab  dangan variasi media pembelajaran dapat berjalan efekltif, maka hasil belajar siswa akan meningkat.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Membahas atau membicara  metode penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berarti membahas setting penelitian, persiapan penelitian, siklus penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analis data yang digunakan dalam penelitian ini.
A. Setting Penelitian
Setting penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1)   Lokasi Penelitian                           : SMPN 1 Cadasari Pandeglang
2)   Subyek Penelitian (sample)           : Siswa Kelas VIII A
3)   Materi Pelajaran                            : Ideologi Pancasila (Pancasila Sebagai
                                                              Ideologi Negara dan Sebagai Dasar
                                                              Negara)
4)  Media yang digunakan
a)  Karangan yang menceritakan cita-cita seseorang  (Penanaman Konsep ideologi)
b)  Gambar rumah,bangunan, atau gedung yang kokoh (Penanaman Konsep Dasar Negara
c)   Lembaran Kerja
d)   Lagu-lagu Nasional
4)   Semester/Tahun Pelajaran             : 2007/2008 semester Gasal
5)   Lingk. fisik sekolah                       : Pedesaan
6)   Latar belakang Sosial Ekonomi
orang tua siswa                             : menengah ke bawah
7)   Kemampuan siswa                        : sedang
8)   Motivasi belajar siswa                   : rendah
9) Nama Peneliti                                 : Guru Mata Pelajaran PKn
                                                              (Aina   Mulyana,S.Pd)
10) Mitra Peneliti                                : Guru PS (Aat Jumiat)
12) Jadwal/waktu kegiatan                 : Terlampir

B. Persiapan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, oleh karenanya penelitian ini tidak direncanakan sejak awal, tetapi baru direncanakan setelah hasil dari proses belajar mengajar dirasakan adanya masalah (kurang memuaskan). Langkah-langkah persiapan setelah diterasakan adanya masalah yang perlu dipecahkan melalui PTK ini adalah:
1) melakukan studi awal dengan melakukan refleksi, yakni kegiatan diskusi dengan beberapa orang guru terkait (terutama mitra peneliti) dengan permasalahan yang ditemukan
2) membuat rencana tindakan, meliputi:
a) membuat rencana pembelajaran
b) membuat kesepakatan dengan mitra peneliti

C. Siklus Penelitian
Jumlah siklus dalam PTK ini tidak ditentukan sejak awal, tetapi sangat dipengaruhi oleh data yang diperoleh dan hasil analisisnya. Apabila data yang diperoleh sudah memuaskan untuk menjawab permasalahan penelitian, maka siklus penelitian dianggap selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar